MIMIKA- Presiden Jokowi angkat bicara terkait isu kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi. Kepala Negara menyatakan pemerintah saat ini masih melakukan proses perhitungan. “BBM semuanya masih pada proses dihitung dikalkulasi dengan hati-hati,” kata Jokowi di Mimika, Papua, Kamis (1/9).
Mantan Walikota Solo ini menegaskan pihaknya belum memutuskan apakah akan ada kenaikan BBM subsidi atau tidak. Karena masih dalam proses dihitung dengan penuh kehati-hatian. “Masih dalam proses dihitung dengan penuh kehati-hatian,” tegasnya.
Sebelumnya, Jokowi menyerahkan bantuan langsung tunai (BLT) BBM untuk pertama kalinya di Kantor Pos Cabang Sentani, Kabupaten Jayapura, pada Rabu (31/8). Dalam kesempatan tersebut Presiden Jokowi juga menyerahkan BLT kepada peserta Program Keluarga Harapan (PKH).
“Hari ini kita telah memulai pembagian BLT BBM yang diberikan kepada masyarakat selama 4 bulan, per bulannya diberikan Rp150 ribu, jadi totalnya Rp600 ribu, dan diberikan dua kali, 300, 300. Hari ini telah dimulai di Kantor Pos Kabupaten Jayapura, di Sentani, Jayapura,” ucap Jokowi.
Kepala Negara menyatakan BLT BBM akan disalurkan kepada 20,6 juta penerima manfaat di seluruh Indonesia. Bantuan tersebut diberikan pemerintah guna meningkatkan daya beli masyarakat, di tengah ancaman krisis global. “Agar daya beli masyarakat, konsumsi masyarakat menjadi lebih baik,” papar mantan Gubernur DKI Jakarta itu.
Selain kepada 20,6 juta penerima manfaat, Jokowi mengatakan bantuan subsidi BBM juga diberikan kepada para pekerja dengan jumlah nominal yang sama. “Jadi selain pemberian BLT BBM kepada 20.600.000 penerima manfaat, juga diberikan subsidi BBM bagi para pekerja,” tandas Jokowi.
GMNI DEMO TOLAK KENAIKAN BBM
Puluhan mahasiswa yang tergabung dalam Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) Cabang Cirebon menggelar aksi unjuk rasa di depan gedung DPRD Kota Cirebon, Kamis (1/9). Mereka menyuarakan penolakan rencana kenaikan harga BBM bersubsidi.
Para mahasiwa tersebut berorasi secara bergantian, sambil membentangkan spanduk dan poster berisi kata-kata yang mengekspresikan aspirasi dan suara para pengunjuk rasa. Mereka juga sempat membakar ban bekas dan mencoba masuk ke area halaman dalam gedung DPRD, namun berhasil dihalau oleh petugas kepolisian yang berjaga.