Ketua DPC GMNI Cirebon Novian Rajubi Pratama mengungkapkan aksi mereka ini berdasarkan instruksi DPP GMNI, yang melihat dari situasi dan kondisi di Indonesia, di mana mana banyaknya problem bangsa yang mestinya lebih mengambil kebijakan yang pro rakyat.
Sehingga, kata Novian Rajubi Pratama, mereka menyampaikan beberapa tuntutan. Pertama, menuntut pemerintah berdaulat dalam mengambil sikap untuk membeli BBM dari negara produsen minyak termurah, demi meringankan beban APBN.
Kedua, mendesak Presiden Jokowi untuk tak menaikkan harga BBM karena menindas rakyat. Ketiga, mendesak presiden RI untuk memberantas pemburu rente BBM bersubsidi. Keempat, mendesak Presiden RI untuk mengevaluasi BPH Migas, karena tidak mampu menjalankan fungsi pengaturan dan pengawasan terhadap penyediaan dan pendistribusian BBM yang membuat pemerintah ingin menaikkan harga BBM bersubsidi.
“Dan terakhir kami mendesak KPK untuk memeriksa BPH Migas terkait adanya dugaan penyelewengan distribusi BBM bersubsidi yang tidak tepat sasaran,” tegas Novian Rajubi Pratama.
Pantauan Radar, setelah bernegosiasi, aksi mahasiswa diterima perwakilan anggota DPRD Kota Cirebon Ahmad Syauqi dan M Fahrozi. Usai diterima perwakilan anggota DPRD, mahasiswa kemudian membubarkan diri. (jp/azs)