Kritik tajam terus dilayangkan ekonom senior DR Rizal Ramli (RR) lantaran pemerintah tetap menaikkan harga BBM. Lewat media sosial Twitter, RR mengunggah flyer bertuliskan NKRI Harga Pada Naik. Seharusnya slogan itu adalah NKRI Harga Mati, tapi kata Mati dicoret dan diganti Pada Naik. Bagi Rizal Ramli, kenaikan ini akan membuat rakyat yang mulai bangkit dari pandemi kembali nelangsa.
====================
JIKA sebelumnya RR mengkritik cara kolot pemerintah dan memberi solusi bagaimana ekonomi tetap aman tanpa menaikkan BBM, kini Menko Perekonomian era Presiden Gus Dur ini mengkritik nasionalisme slogan yang hanya berdengung di telinga tanpa ada aksi nyata.
Ya, lewat akun media social (medsos) Twitter pribadinya, pria yang akrab disapa RR ini mengunggah flyer bertulis NKRI Harga Pada Naik. Seharusnya slogan itu bertulis NKRI Harga Mati, tapi kata Mati dicoret dan diganti Pada Naik.
Rizal Ramli menjelaskan bahwa nasionalisme slogan telah membuat bangsa ini menjadi semerawut. Didengungkan ke publik seolah NKRI harga mati, tapi yang terjadi justru harga-harga meroket naik. “Nasionalisme slogan bikin bangsa lebih semerawut,” tulis RR, Minggu (4/9).
Mantan Menko Kemaritiman ini mengurai bahwa yang diperlukan saat ini adalah nasionalisme cerdas. Di mana nasionalisme ini bisa memberi solusi agar rakyat hidup lebih baik dan bangsa selamat dari segala ancaman global. “Yang diperlukan nasionalisme cerdas yang mampu beri solusi untuk masalah-masalah rakyat dan kebangsaan!” tegasnya.
Seperti diketahui pemerintah resmi mengumumkan harga bahan bakar minyak (BBM), termasuk Pertalite, Solar Subsidi, dan Pertamax, Sabtu (3/9). Kenaikan harga BBM ini disampaikan langsuyng Presiden Jokowi didampingi Menteri ESDM Arifin Tasrif, Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati, dan Menteri Sosial Tri Rismaharini.
Pemerintah mengatakan kenaikan harga BBM ini diputuskan bukan tanpa alasan. Terdapat sejumlah pertimbangan yang telah dipikirkan pemerintah sebelum mengambil keputusan ini.
Jokowi mengungkapkan bahwa anggaran subsidi dan kompensasi tahun 2022 membengkak tiga kali lipat. Selain itu juga karena subsidi BBM dinilai tidak tepat sasaran.
“Anggaran subsidi dan kompensasi tahun 2022 telah meningkat 3 kali lipat dari Rp 152,5 triliun menjadi Rp502,4 triliun dan itu akan meningkat terus,” jelas Jokowi di Istana Kepresidenan, Sabtu (3/9).