CIREBON- Imbas kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi, angkutan kota (angkot) di Cirebon menyesuaikan tarif. Mulai Senin pagi (5/9), penumpang umum dari sebelumnya Rp4.000 menjadi Rp6.000 dan pelajar atau mahasiswa dari semula Rp2.500 menjadi Rp4.000. Tarif itu berlaku untuk jarak jauh dan jarak dekat. Rencananya penyesuaian tarif itu akan diputuskan secara resmi hari ini (6/9/2022).
Ketua DPC Organda Cirebon H Syafei Muksin didampingi Wakil Ketua Yuyun Wahyu Kurnia dan Sekretaris Karsono menjelaskan bahwa hal yang wajar ketika para sopir angkot meminta penyesuaian tarif sebagai imbas dari kenaikan harga BBM bersubsidi.
“Hasil hitung-hitungan kami dan pengurus jalur trayek, tarif umum sebesar Rp6 ribu, mahasiswa pelajar sebesar Rp4 ribu. Tarif ini berlaku jauh dekat. Sudah ada hitung- hitungannya sebelum kami putuskan,” terang Syafei Muksin.
Penyesuaian tarif ini, lanjut Syafei, semata-mata demi menjaga kondusivitas di lapangan. “Daripada demo, maka kita gunakan diskresi dengan penyesuaian tarif menjadi Rp6 ribu untuk umum dan Rp4 ribu untuk pelajar dan mahasiswa. Ini masalahnya penyesuaian BBM naik,” bebernya.
Hasil rapat pengurus jalur pagi hari, kata Syafei, siangnya aspirasi sopir dilaporkan ke Dishub. Dan, rencananya hari ini (6/9) dibahas bersama Forum Lalu Lintas. “Kita harap usulan Organda itu tidak turun,” tandasnya.
Terpisah, Kepala Dishub Kota Cirebon Drs Andi Armawan mengapresiasi sikap para awak angkot yang tidak sampai menggelar aksi mogok. Terkait penyesuaian tarif, Andi mengatakan pihaknya akan mempertimbangkan usulan dari pihak Organda tersebut.
Dishub, kata Andi, juga berencana menggelar rapat koordinasi dengan stakholder seperti Satlantas, Organda, dan Forum Lalu Lintas untuk merumuskan kembali rancangan baku penyesuaian tarif angkot. “Setelah itu diajukan ke walikota untuk disahkan melalui SK,” terang Andi.
Sedangkan Koordinator Satuan Pelayanan (Korsatpel) Terminal Tipe A Harjamukti Cirebon, Imam, mengatakan kondisi penyesuaian tarif bus di Terminal Harjamukti juga sudah dilakukan beragam perusahaan otobus (PO) di lingkungan Terminal Harjamukti. Hal ini dalam rangka menindaklanjuti kenaikan harga BBM bersubsidi oleh pemerintah.
“Kami memang mendapatkan informasi terbaru daripada perusahaan otobus yang ada di bawah naungan Terminal Harjamukti bahwa ada kenaikan yang terjadi yang dipicu oleh kenaikan BBM bersubsidi oleh pemerintah beberapa waktu yang lalu,” ungkapnya.