Setelah kejadian tersebut, Maesunah dan suami mendatangi rumah pelaku. Tetapi, orang tua pelaku juga pasrah dengan tindakan dan kenakalan anaknya tersebut. “Zk tuh anaknya guru kamu. Ya Allah kamu tuh si anak nakal,” kata Maesunah menirukan ucapan orang tua pelaku.
Dia juga awalnya tidak tega melaporkan, karena orang tua pelaku tergolong dari ekonomi tidak mampu. Bahkan berulangkali ayah Zk juga tidak mau untuk datang ke polsek. Namun, ternyata video tersebut terus menyebar di media sosial dan semakin viral, lantaran disebar oleh salah satu pelaku via status WhatssApp.
Kemudian keluarga juga mendesak agar kasus tersebut dilaporkan. Akhirnya, persoalan bullying tersebut ditangani Polresta Cirebon.
Sementara pihak sekolah tempat pelaku belajar juga ikut memberikan sanksi. Yakni dikeluarkan dari sekolah. Wakasek Kurikulum SMK Ulumuddin Susukan, Amirin mengatakan, pelaku berinisial AS yang melakukan bullying telah resmi dikembalikan kepada orang tua atau dikeluarkan dari sekolah.
Sedangkan pelaku lainnya yang masih satu kelas, masih dipertimbangkan. Meski dari Kantor Cabang Dinas Pendidikan Wilayah Cirebon, meminta agar para pelaku bullying tidak dikeluarkan.
“Dari KCD minta tidak dikeluarkan. Tapi ini menyangkut nama baik sekolah. Jadi untuk pelaku utama kita kembalikan ke orang tua. Untuk temannya, masih nunggu nanti dari Polresta Cirebon bagaimana,” kata Amirin, Kamis (22/9).
Ia menambahkan, pihak sekolah sangat menyesalkan adanya kejadian tersebut. Bahkan pasca kejadian pihak sekolah sudah proaktif dengan membentuk tim dari pihak guru.
“Tim itu dari kesiswaan, wali kelas dan Satgas Anti Perundungan di sekolah. Terutama untuk menginvestigasi kejadian tersebut, benar atau tidak dilakukan oleh siswa. Ternyata benar,” ungkapnya.
Atas kejadian itu, penanganan selanjutnya diserahkan ke Unit PPA Sat Reskrim Polresta Cirebon. Pihak sekolah sudah memberikan skorsing kepada siswa. Yang kedua adalah pengembalian kepada orang tua.
Apalagi, dilihat dari riwayat di sekolah, pelaku utama memang termasuk siswa yang memiliki catatan merah. Juga pernah melakukan tindakan perundungan di sekolah.
“Siswa yang kurang rajin. Alpa hampir setiap Minggu ada. Sebetulnya sudah ada catatan merah di sekolah. Pelaku utama inisial AS memang sering melakukukan tindakan perundungan di sekolah,” imbuh dia.