“Bagi saya, nyawa lebih utama daripada entertainment. Penerapan ring di stadion, menganalogikan bahwa penonton ini bahaya. Mohon maaf, tribun penonton menempatkan penonton seperti hewan,” jelasnya.
Ketua Komisi Wasit PSSI, Ahmad Riyadh mengatakan harus ada sistem pengamanan baru yang membuat penonton sepak bola di stadion aman dan nyaman. PSSI bersama Kemenpora, jelasnya, sedang memformat sistem tersebut. Ia menyadari roda perputaran besar pertandingan sepak bola berasal dari suporter. Bahwa dikatakan tak ada suporter yang menonton, jelas Riyadh, pertandingan tak akan berjalan. Aset itu yang ia sebut harus dikelola dengan baik.
“Kita targetnya, ke depan nonton bola sama dengan nonton koser bintang top dunia. Bukan seperti nonton bola kaya mau berangkat perang. Tapi menonton bola yang nikmat dan hiburan yang sudah mendarah daging di Indonesia,” paparnya.
Ditanya seputar evaluasi yang telah dilakukan PSSI, Riyadh bilang, sejauh ini konsentrasi masih tertuju pada peristiwa Kanjuruhan. Belum rencana ke pembenahan yang akan dilakukan. Namun, jelasnya, sudah ada tim PSSI dan Polri yang menyusun pedoman keamanan pelaksanaan pertandingan.
Serta tim yang dibentuk untuk memverifikasi ulang kapasitas stadion di seluruh Indonesia. Meski sudah dilakukan verifikasi sebelumnya. Itu, katanya, untuk menjaga keamanannya. Riyadh juga mengaku salah satu fokus saat ini menjawab tuntutan masyarakat terkait siapa yang harus bertanggung jawan dan siapa yang bersalah pada peristiwa 1 Oktober kemarin.
Pembahasan mengarah kepada wasit. Di mana tak jarang kontroversi di lapangan yang memicu reaksi suporter bermula dari keputusan wasit. Riyadh menyebut, wasit yang buruk akan menghasilkan input yang juga buruk.
Salah satu upaya yang dilakukan PSSI, katanya, dengan mengumumkan wasit yang terbukti bersalah. Kemudian dibina. Bahkan, Riyadh menyebut tragedi di Kanjuruhan tak ada kontroversi yang disebabkan wasit. Itu, katanya, bukti program yang dijalankan berhasil. Serta akan ada ranking untuk wasit.
Secara otomatis, wasit yang memiliki ranking bagus akan lebih banyak tugas di pertandingan-pertandingan besar. Juga sebaliknya. Ia juga merasa terbantu dengan media dan masyarakat yang selalu mengawasi kinerja-kinerja wasit. “Kita benahi, tidak mungkin instan membina mentalitas seseorang ini butuh waktu,” ucapnya.