Singkat cerita, memasuki tahun 2022. Mereka kenal dengan Hari Saputra Gani (HSG) -keturunan Tionghoa asal Cirebon. Saat ini sebagai anggota DPRD Kota Cirebon. Belajar dari pengalaman sudah-sudah yang selalu sepi peminat mengajak orang sama-sama belajar Islam, Kristanti dan Andaka Widjaja bertekad harus mendirikan masjid.
“Harus punya masjid mau tidak mau, kalau tidak ya seperti yang sudah-sudah, orang enggan untuk datang dan belajar,” terangnya.
HSG menambahkan, Yayasan Karim Oei berpikir untuk segera membuat masjid agar bisa melakukan dakwah/syiar kepada kalangan non muslim. Awalnya banyak hambatan. Sampai akhirnya berjalan Agustus kemarin.
Kawasan Pekalipan dipilih karena di RW 3 atau lokasi Masjid Lautze berdiri belum ada masjid. Adanya musala. Itu pun di RW 1, lebih ke belakang lagi. Sehingga, HSG bilang, banyak warga di RW 3 kesulitan menunaikan Salat Jumat.
“Kita memang cari yang letaknya dibutuhkan masyarakat. Kedua, tempat pertokoan yang banyak warga Tionghoanya. Karena banyak para mualaf kesulitan untuk belajar dikarenakan mereka agak takut masuk dalam masjid,” jelas HSG.
Masjid Lautze, imbuh HSG, sengaja dibuka agar para mualaf mau belajar tentang Islam. “Monggo silakan datang,” ujarnya.
Banyak agenda keagamaan dipersiapkan ke depan. Seperti melakukan pengajian rutin. Belajar Alquran dan lain-lain. “Kita memang masih mengumpulkan para mualaf yang sudah kaffah dalam hal Islamnya untuk dia bisa mengajar juga,” ucapnya.
HSG menegaskan, Masjid Lautze terbuka untuk umum. Memang, tujuan awal untuk dakwah dan syiar ke kalangan mualaf Tionghoa. Tapi sekarang terbuka lebar bukan hanya mualaf Tionghoa. Melainkan seluruh mualaf. (*)