KARANGWARENG-Biaya internet desa di Kabupaten Cirebon dinilai terlalu mahal. Dengan biaya Rp14 juta selama satu tahun tidak sebanding dengan kecepatan internet yang sangat lelet alias lambat.
Hal itu diungkapkan Kuwu Desa Sumurkondang Kecamatan Karangwareng, Heriyanto kepada Radar Cirebon, kemarin.
Ditegaskan Heri, biaya yang dikeluarkan untuk internet desa yang bekerjasama dengan salah satu operator itu sangat mahal. “Sekarang, biaya Rp14 juta dalam satu tahun dengan kecepatan 30 Mbps. Artinya, biaya sekitar Rp1,1 juta per bulan dengan kecepatan itu cukup mahal,” ungkapnya.
Heri membandingkan internet rumah yang juga pada operator yang sama dengan internet desa. “Sekarang yang 100 Mbps saja itu kan sekitar 700 ribu satu bulan, masa internet desa 1,1 jutaan satu bulan kecepatannya cuma 30 Mbps, itukan mahal sekali,” ujarnya.
Selain itu, internet desa terkadang mengalami gangguan jaringan. “Jaringan sering susah, sering gangguan. Saya tanya ke operator, katanya anggaran desa untuk internet desa belum dibayarkan oleh DPMD. Harusnya kan enggak boleh gitu, karena sudah kontrak konsekuensinya harus stabil jaringannya, anggaran desakan pasti dibayarkan tinggal tunggu waktu saja,” ungkapnya.
Untuk itu, Heri mendesak DPMD menijau kembali kerja sama dengan operator internet desa saat ini karena dirasakan harga yang sangat mahal sedangkan hasilnya tidak maksimal. “Lebih baik anggarannya bisa diirit dan anggarannya bisa dialihkan kepada yang lain,” tandasnya.
Menurut Heri, DPMD harus memilih operator yang lebih efektif dan efisien dalam anggaran untuk internet desa. “Bukan kami tidak butuh internet. Kami butuh internet tetapi yang realistis antara anggaran dan kecepatan internet. 30 Mbps mah harusnya 300 ribu satu bulan, jadikan satu tahun cuma 3,6 juta tidak seperti saat ini sampai 14 juta. Selisihnya kan jauh sekali,” pungkasnya. (den)