“Sampai ke Susukan, Cirebon itu. Untuk wilayah barat, mayoritas pakai tenaga mereka,” ungkapnya.
Upah Buruh Tandur Dibayar Rendah
Ketua KTNA Kecamatan Kandanghaur ini juga membenarkan, buruh tandur semakin langka. Di desanya saja, jumlahnya terisa segelintir orang. Karena itu, tenaganya akan terus dibutuhkan.
Terlebih masih banyak petani yang menggarap sawahnya secara konvensional. Ogah-ogahan menggunakan teknologi pertanian modern. Seperti mesin tanam padi otomatis atau rice transplanter.
Baca Juga:Tugas Berat Wujudkan Zero Stunting, PPJ Siap Kolaborasi dengan Lintas SektorEmbarkasi Haji Indramayu Bakal Dibuka 2023, Lohbener Bersiap Jadi Pusat Oleh-oleh Haji
Tapi mirisnya, bukannya tambah mahal. Upah yang didapat mereka justru masih terbilang minim. Di kisaran Rp75-80 ribu per orang sehari. Jauh dari kata cukup.
Itupun luas areal sawah yang harus ditanami padi minimal 3,5-4 bau. Pekerjaan dilakoni dari pagi hingga sore hari. Dengan biaya tanam sebesar Rp1-1,2 juta perbau. Upah yang diterima, sudah termasuk sewa mobil serta jatah sarapan.
“Kalau dapatnya dua bau sehari, upah yang didapat lebih kecil lagi. Paling banter 50 ribu perorang. Dengan perhitungan, jumlah rombongan tandurnya sekitar 30 orang,” sebutnya.
Menurut Waryono, dengan resiko dan upah kecil yang didapat itu, pada saatnya nanti buruh tandur bakal punah. Sebab, buruh tandur saat ini mayoritas kalangan usia tua.
Sementara anak-anak mudanya sudah tidak tertarik kerja di sawah. Mereka lebih senang kerja menjadi buruh pabrik di kota atau keluar negeri sebagai TKI. “Untungnya, sekarang ini buruh tandur juga banyak dari kaum laki-laki,” ucapnya.
Toipah, salah seorang buruh tandur asal mengatakan, memasuki musim penghujan awal tahun ini hampir setiap hari mendapat order tandur. Apalagi, musim tanam padi rendeng berlangsung serentak.
Tenaga yang terlibat, disesuaikan dengan permintaan pemilik sawah. Semakin luas sawah, tentunya buruh tandur juga semakin banyak. Umumnya berkisar 20-30 orang.
Baca Juga:Budi Daya Semanggen Lagi Ngetren, Petani Inbar Raup Rp5 Juta Per Hektare Setiap Panen Jadwal Sholat untuk Wilayah Kota Cirebon, Jumat 13 Januari 2023
Diapun bersama dengan teman seprofesinya sering melayani tandur di luar kecamatan. “Masih dekat-dekat saja, paling di kecamatan tetangga. Kadang naik mobil rombongan, seringnya bawa motor konvoi,” ujarnya.
Ibu satu orang anak ini mengaku, ada rasa waswas saat naik mobil berombongan. Dalam kondisi penuh. Khawatir terjadi kecelakaan, apalagi ketika diguyur hujan selama perjalanan.