CIREBON, RADARCIREBON.ID-Disdik Kabupaten Cirebon akan menerapkan opsi sistem shift atau membagi jam belajar siswa di SDN 1 Gunungsari Waled.
Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Cirebon, H Ronianto SPd MM menjelaskan, pihaknya mengambil opsi membagi waktu belajar atau sistem shift agar siswa-siswa yang ada di SD tersebut bisa belajar dengan baik.
“Karena kalau semuanya berangkat pagi maka ruangannya kurang, ada kekurangan ruang kelas di SD tersebut maka solusinya dibagi menjadi dua shift, ada siswa berangkat pagi dan sebagian yang berangkat siang,” ujar Ronianto.
Baca Juga:Pemdes Sarabau Plered Gotong Royong Bersihkan Sampah di SungaiHarapan Staf Ahli pada Rumah Tahfiz: Jadikan Indramayu sebagai Lumbung Tahfiz Nasional
Menurutnya, Disdik belum bisa melakukan penambahan ruang kelas baru di sekolah tersebut dikarenakan beberapa hal.
Diantaranya, karena luas lahan yang sangat terbatas, sehingga tidak bisa dilakukan penambahan ruang kelas baru.
Dan yang paling krusial, lanjut Ronianto, adalah belum tersedianya pos anggaran untuk pembangunan ruang kelas baru di SD Gunungsari.
“Alokasi anggarannya belum ada untuk SDN Gunungsari sehingga solusi alternatif yang paling memungkinkan saat ini baru sebatas pembagian jam belajar atau sistem shift,” imbuhnya.
Diterangkannya, saat ini jumlah sekolah yang mengalami kerusakan berat di Kabupaten Cirebon berjumlah 645 ruang kelas dari sekitar 6 ribu lebih ruang kelas yang ada atau sekitar kurang lebih sekitar 10 persen.
Selain ruang kelas, saat ini juga ada 34 perpustakaan yang mengalami kerusakan dan sekitar 600 jamban juga dalam kondisi rusak atau tidak layak.
Berbagai upaya pun dilakukan oleh dinas pendidikan diantaranya mengajukan lewat APBD dan APBN melalui Kementerian Pendidikan.
Baca Juga:Jadwal Sholat untuk Wilayah Kota Cirebon, Senin 16 Januari 2023Jadwal Sholat untuk Wilayah Kabupaten Cirebon Hari Ini, Senin 16 Januari 2023
Namun, lanjutnya, ada kendala yang sedang diupayakan untuk segera diatasi diantaranya adalah dengan meng-update Dapodik agar sekolah atau bangunan fasilitas pendidikan yang rusak bisa diperbaiki.
Saat ini, sambung Ronianto, yang sudah update untuk Dapodik itu baru siswa dan guru sementara untuk bangunannya belum update.