CIREBON, Radarcirebon.id – Pemain dari Film Balada Si Roy mulai dari Abidzar Al-Ghifari, Jourdy Pranata, hingga Omara Esteghlal bertemu dan menyapa para penonton di XXI CSB Mall, Sabtu (21/1). Film tersebut sendiri merupakan film besutan Sutradara Fajar Nugros yang mulai tayang sejak 19 Januari 2023 lalu.
Seperti diketahui, film Balada Si Roy merupakan film keempat dari IDN Pictures yang diadaptasi dari novel karya Gol A Gong yang sudah banyak dikenal masyarakat Indonesia dan ditulis oleh Salman Aristo yang juga menulis beberapa karya film ternama seperti “Laskar Pelangi” hingga “Ayat-Ayat Cinta”.
Dalam film ini, dikisahkan tentang petualangan Roy yang meliputi berbagai aspek kehidupan yang kompleks, mulai dari pencarian jati diri, persahabatan, dan cinta dengan latar wajah masyarakat Indonesia di tahun 1980-an. Tak hanya sekadar kisah cinta remaja, Balada Si Roy pun hadir dengan konfilk yang lebih kuat, baik personal, keluarga, maupun kondisi sosial.
Baca Juga:Iwan Bule Pastikan Tak Maju Calon Ketum PSSIFitria Sebut Azis Sudah Siap Ditugaskan di Mana Saja oleh PDIP
“Film Balada Si Roy ini film terkhusus buat anak muda yang sedang mencari pencarian rumah. Dalam artian rumahnya bukan sekadar bangunan, rumah bisa jadi rasa, teman, dan seekor binatang. Film ini intinya menceritakan tentang Roy yang sedang mencari rumah,” ujar Abidzar Al-Ghifari kepada Radar Cirebon, Sabtu (21/1).
Terkait genre, Abidzar menyampaikan genre yang ditampilkan beragam dan bukan hanya berkaitan dengan persoalan remaja. Pasalnya ada sisi politik, hubungan anak dan ibu, percintaan masa sekolah, hingga mistis yang ditampilkan dalam film tersebut. “Paket komplit,” lanjut Abidzar.
Pemain Balada Si Roy Hadapi Beragam Tantangan
Selama proses syuting pun, Abidzar dan pemeran lainnya mengalami beragam tantangan. Termasuk menghidupkan kembali era 80-an di masa era saat ini. Sehingga, pada saat beradu akting dengan pemain lainnya pun harus meresapi era-80an.
“Ditambah di beberapa tema yang bukan mayor itu bisa dianggap isu yang lumayan riskan dan sensitif. Karena isu politik tadi itu mencerminkan situasi politik dulu. Dan bagaimana kita bisa memungkusnya agar tidak menyindir. Itu yang perlu riset,” kata Abidzar.