CIREBON,RADARCIREBON.ID- Kabupaten Cirebon punya cita-cita jadi daerah sentra garam rakyat terbesar di Indonesia. Tahapan menuju menjadi daerah sentra garam tersebut sedang dirintis.
Kalau tidak ada halangan, rencana sentra garam tersebut bisa digelar mulai tahun 2023 ini.
Hal ini seperti disampaikan Kepala Bapelitbangda Kabupaten Cirebon, Dangi. Ia pun memberkan lokasi yang tepat untuk membangun sentra garam.
Baca Juga:Soal Pilwu di Kabupaten Cirebon, Tinggal Susun Perbup Pilwu 2023Wow, 10.964 Pasangan Usia Subur di Cirebon Ikut Program KB
Dangi menjelaskan, Kabupaten Cirebon punya wilayah pesisir yang begitu potensial untuk membangun sentra garam rakyat.
Menurut dia, potensi yang ada di wilayah pesisir tersebut belum tergarap secara maksimal sehingga perlu dilakukan upaya-upaya strategis untuk mengoptimalkan kawasan pesisir Cirebon, termasuk dengan menghadirkan sentra garam.
“Wilayah pesisir kaya potensi, tapi kemiskinan di pesisir pun cukup besar. Sehingga melalui perencanaan kita ingin melakukan penguatan di wilayah pesisir (membangun sentra garam),” ujar Dangi kepada Radar Cirebon.
Kata dia, Pemkab Cirebon berencana membangun sentra garam rakyat (Segar). Biayanya cukup besar untuk menyulap daerah pesisir Cirebon menjadi sentra penghasil garam premium di Indonesia.
“Kalau dalam perencanaan itu butuh sekitar Rp100 miliar, bahkan bisa lebih di tingkat realisasinya. Untuk pembiayaannya kita mengajukan ke pusat melalui Kemenko Marves,” katanya.
“Alhamdulillah ada respons positif dan kalau tidak ada halangan program tersebut dimulai di tahun ini atau paling lambat tahun depan,” sambungnya.
Kabupaten Cirebon sendiri, kata dia, seharusnya bisa lebih cepat. Di Perpres sendiri seharusnya sudah dimulai di tahun 2022, namun menurut dia, Kabupaten Cirebon baru siap di tahun 2023.
Baca Juga:Siap Mutasi, 17 Kadis dan Kaban Ikuti Ujikom15 Peserta Open Bidding di Pemkab Cirebon Sudah Bikin Makalah, Tinggal Rekam Jejak dan Wawancara
Untuk pengampun programnya akan digawangi oleh Dinas Ketahanan Pangan dan Perikanan (DKPP) Kabupaten Cirebon.
“Anggaran tersebut akan terserap banyak untuk membangun infrastruktur pendukung produksi dan jalan produksi garam dengan sarana dan prasaran lainnya. Rp100 miliar itu secara bertahap dan bisa jadi kebutuhannya lebih,” bebernya.