CIREBON, RADARCIREBON.ID- Aktivitas para remaja di RW 17 Kriyan Barat, Kota Cirebon, patut ditiru. Para remaja Kriyan Barat ini sadar harus punya bekal. Bukan saja kehidupan di dunia. Tapi di akhirat.
Juga dengan berbakti kepada orang tua. Cara-cara itu terus dilakukan. Benar-benar menjadi inspirasi bagi remaja lainnya di Kota Cirebon.
RW 17 Kriyan Barat menjadi salah satu kampung paling padat dari seluruh RW yang ada di Kelurahan Pegambiran. RW 17 Kriyan Barat ini terletak di Kecamatan Lemahwungkuk.
Baca Juga:Liburan Imlek Bawa Berkah, Tempat Wisata di Cirebon dan Kuningan Panen Pengunjung
Ketua RW 17 Kriyan Barat, Bambang Jumantra mengatakan bahwa perlu ikhtiar menjadikan RW dengan jumlah 1.010 kartu keluarga itu sebagai kampung yangg berkualitas.
Baik dari sektor sumber daya manusia, ekonomi, infrastruktur maupun faktor kesejahteraan lainnya.
“Dan mencoba menumbuhkan kembali semangat gotong royong yang mulai mengendur. Tantangan itu memang tak semudah kata-kata, tetapi kami optimis bisa,” ungkap Bambang Jumantra kepada Radar Cirebon, Rabu (25/1/2023).
Bambang Jumantra mengungkap salah satu yang dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut. Yaitu, berkolaborasi dengan kelompok atau komunitas yang ada di RW setempat. Misalnya dengan Majelis Dirosah Nur Fadhil.
Sejak tahun 2022 telah aktif melakukan banyak kegiatan. Di antaranya Celengan Berkah Berbagi. Yaitu kegiatan menabung para santri.
Hasilnya diakumulasi dalam waktu satu bulan. Dibelanjakan sembako untuk para jompo/lansia di RW 17 Kriyan Barat.
Kemudian kegiatan kolaborasi Posyandu Remaja di minggu ketiga setiap bulannya. Narasumber dihadirkan untuk menyampaikan materi edukasi kepada para remaja.
Baca Juga:Target Pimpin Klasemen Liga 1, Persib Bandung Turunkan Pemain Terbaik saat Kontra Borneo FC Sore Ini5 Game Terkenal yang Mendapatkan Adaptasi Film, Ada The Last of Us
Tak hanya itu, para remaja di RW 17 Kriyan Barat ini juga dilatih rukun mengkafani jenazah.
Instruktur menjelaskan setiap detail dalam proses mengkafani menggunakan kain putih itu. Para remaja dipersilakan bertanya bagi yang masih belum paham.
Semua itu dilakukan dengan rutin, menjadi bekal dalam menjalani kehidupan ini. Terutama bagaimana mengkafani jenazah. “Mereka senang mengikuti pelatihan ini (mengkafani jenazah) karena akhirnya jadi tahu,” terang Bambang Jumantra.