Dikatakannya, Syekh Nawawi al Bantani menafsirkan tentang takwanya para wali, yaitu dia menjauhi semua dosa. Dosa yang kecil dan yang besar dijauhi. Yang dohir dan yang batin dijauhi. Para wali mensucikan diri dengan menyibukkan hatinya hanya kepada Allah SWT, tidak ada lainnya. Dia mengabdikan dirinya kepada Allah dengan sepenuhnya.
Refleksi dari wali Allah tersebut, kata wapres, dapat dilihat pada karakter dan sepak terjang Abah Guru Sekumpul. Sebagai seorang ulama, ia tidak hanya dikenal dengan syiar-syiar Islamnya yang menyejukkan, tetapi juga dengan amal ibadahnya yang tidak pernah putus dalam mengerjakan yang wajib maupun sunah.
Hal tersebut, dapat terlihat hingga saat ini dimana jutaan jamaah dari berbagai daerah ikut hadir memadati acara peringatan haul akbar wafatnya beliau, untuk mengenang syiar Islamnya dan memanjatkan doa kepada Allah SWT.
Baca Juga:Waduk Darma Dipenuhi Eceng Gondok, Warga Ramai-ramai Membersihkannya Utang ke Subkontraktor Capai Rp1,2 Milliar, Kontraktor Waduk Darma Sulit Dihubungi
“Orang salih atau aulia illah inilah yang memang kita butuhkan di negeri ini. Karena kalau dia meminta kepada Allah, Allah mengabulkan. Kalau dia memohon perlindungan, dikabulkan oleh ALlah. Kata Rasulullah: karena merekalah kamu diberi rezeki, karena merekalah kamu diturunkan hujan, karena merekalah kami diberikan pertolongan,” ujar Wapres KH Ma’ruf Amin.
“Kita berharap mudah-mudahan negeri ini Indonesia yang kita cintai jangan sampai tidak ada orang orang seperti itu. Mudah-mudahan masih ada para wali yang salihin yang senantiasa berdoa sehingga kita hidup dalam keadaan baik, tenang, tentram, sejahtera, dan diberikan (oleh Allah) kebahagiaan dunia akherat, amin,” harapnya.
Dilansir dari www.wikipedia.com, Abah Guru Sekumpul dilahirkan pada malam Rabu 11 Februari 1942 (27 Muharam 1361 Hijriah) di Desa Keraton, Kecamatan Martapura, Kabupaten Banjar dari pasangan suami-istri yang saleh dan salehah yaitu Syekh Abdul Ghani bin Abdul Manaf bin Muhammad Seman dengan Hj Masliah binti H Mulia bin Muhyiddin.
Abah Guru Sekumpul merupakan keturunan ke-8 dari ulama besar Tanah Banjar, Maulana Syekh Muhammad Arsyad bin Abdullah Al-Banjari. Adapun silsilah keturunannya adalah: Muhammad Zaini bin Abdul Ghani bin Abdul Manaf bin Muhammad Seman bin Muhammad Sa’ad bin Abdullah bin Mufti Muhammad Khalid bin al-Alim al-Allamah al-Khalifah Hasanuddin bin Syaikh Muhammad Arsyad bin Abdullah al-Banjari.