CIREBON, RADARCIREBON.ID- Hujan membawa berkah. Tapi tidak dengan petani di Desa Bayalangu Lor, Kecamatan Gegesik, Kabupaten Cirebon. Hujan yang terus mengguyur membuat ratusan hektare sawah terendam banjir.
Padahal, para petani di Gegesik itu baru tanam pagi. Terpaksa harus tanam ulang.
Padi yang baru ditanam tak cukup usia untuk diterjang air yang menggenang area pesawahan seluas 250 hektare di desa itu. Ditambah lagi, banjir tak kunjung surut.
Baca Juga:Rp1,5 Miliar Renovasi Balai Desa Panguragan Kulon, Jamin Pelayanan Lebih MaksimalInspirasi dari Remaja Kriyan Barat Kota Cirebon: Latihan Mengkafani Jenazah dan Menabung untuk Para Jompo
Karena hujan intensitas tinggi yang mengguyur Cirebon dalam beberapa waktu terakhir ini. Padi yang baru ditanam tak terselamatkan.
Area pesawahan di wilayah barat Kabupaten Cirebon itu bak lautan.
Para petani menunggu banjir surut. Sebelum dilakukan tanam ulang. Meski, mereka tahu bakal rugi. Karena harus kembali mengeluarkan ongkos untuk tanam ulang itu.
Petani berharap banjir segera surut. Di samping berpikir mencari pinjaman untuk biaya tanam ulang tersebut.
Salah seorang petani, Carsan, hanya bisa pasrah. Telah dua kali tanam tapi gagal. Akibat banjir yang kembali menggenang.
“Sudah tanam dua kali. Pertama tanam terendam banjir karena intensitas hujan yang tinggi. Saya tanam ulang kedua kalinya, tapi sekarang baru saja tanam kembali banjir lagi dan lebih parah,” sesal Carsan yang memiliki area pesawahan seluas 2,5 hektare itu, belum lama ini.
Di Blok Asem Cilik, Desa Bayalangu Lor, imbuhnya, ada sekitar 250 hektare sawah yang terendam banjir. Hujan yang terus mengguyur membuat petani resah.
“Bagi petani yang punya modal bisa melakukan tanam ulang dengan cepat, tapi yang tidak punya modal harus ngutang sana-sini dulu,” tukasnya.
Baca Juga:Liburan Imlek Bawa Berkah, Tempat Wisata di Cirebon dan Kuningan Panen Pengunjung
Carsan berharap uluran tangan pemerintah terkait keluhan para petani itu. Sama halnya dengan petani lainnya, Mardi. Ia mengaku tak punya rencana pinjaman untuk melakukan tanam ulang.
Area pesawahan seluas 2 hektare milik Mardi terendam. “Dan itu (seluas 2 hektare, red) baru saja ditanam. Kalau sekarang harus tanam lagi biaya dari mana,” ungkapnya, bingung.