RADARCIREBON.ID – Halo warga Indramayu! Ada yang masih menganggur? Atau sudah usaha dan jadi buruh tapi pendapatannya kurang. Apa tidak mau jadi pekerja migran Indonesia saja? Menyusul rekan, tetangga atau saudara yang sudah lebih dulu jadi pekerja migran. Tapi harus melalui jalur resmi.
Sudah banyak loh warga Kabupaten Indramayu Provinsi Jawa Barat yang sudah berada di luar negeri sebagai Pekerja Migran Indonesia (PMI). Kalau dulu biasa disebutnya Tenaga Kerja Indonesia (TKI) atau Tenaga Kerja Wanita (TKW). Jumlahnya mencapai ribuan orang.
Bahkan dari data yang ada pada instansi terkait, Kabupaten Indramayu menjadi wilayah yang paling banyak memberangkatkan pekerja migran, se Provinsi Jawa Barat. Dengan jumlah mencapai 6.982 orang pada 2022.
Baca Juga:Pelaku Penipuan Catut Nama Bupati Kuningan, Acep: Saya Pastikan Itu Hoax Ada Suara Klepek-klepek di Atas Pohon, Ternyata Ada Burung Hantu, Petugas Damkar Gercep Datang
Negara yang dituju para pekerja migran Indonesia dari Indramayu ini rata-rata ke wilayah Timur Tengah yakni Arab Saudi.
Menurut Kepala Balai Pelayanan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP3MI) Jawa Barat Kombes Pol Erwin Rachmat, Kabupaten Indramayu rangking pertama sebagai kabupaten paling besar menempatkan pekerja migran. Per tahun hampir 6.000 orang dari Indramayu berangkat menjadi pekerja migran.
“Pekerja migran ini biasanya tergiur untuk berangkat ke Timur Tengah karena berharap bisa sekaligus menunaikan ibadah umrah bahkan haji secara gratis. Padahal, belum tentu para pekerja ini ditempatkan di Arab Saudi,” ungkap Kombes Pol Erwin Rachmat, dikutip Selasa 31 Januari 2023.
Sementara itu, selama tahun 2022 ada sebanyak 10.318 warga negara Indonesia asal Provinsi Jawa Barat yang menjadi pekerja migran ke Taiwan. Dari jumlah pekerja yang diberangkatkan ke Taiwan tersebut ternyata didominasi ibu-ibu.
“Taiwan jadi primadona bagi pekerja migran Indonesia (PMI) di wilayah Jawa Barat. 10.318 orang berangkat ke Taiwan selama tahun 2022,” kata Erwin Rachmat.
Menurutnya para PMI ini tergiur dengan upah besar di sana. Rata-rata mereka bekerja sebagai asisten rumah tangga terutama perawat lansia. Upah sebagai perawat itu bisa mencapai Rp 10 juta per bulan.