Lalu di Kecamatan Gegesik, sawah yang terendam seluas 1121 hektare dan 925 hektare diantaranya gagal tanam. “Areal sawah yang masih tergenang seluas 533 hektare,” jelasnya.
Petani Cirebon juga Alami Gagal Tanam
Untuk di Kecamatan Kaliwedi, lahan yang terdampak banjir seluas 450 hektare, 172 hektare diantaranya gagal tanam. Dan terakhir di Kecamatan Jamblang, 150 hektare sawah yang terendam bajir dan 50 hektare gagal tanam.
“Jadi, total lahan sawah yang terkena banjir itu 5760 hektare dan gagal tanam 3478 hektare,” terangnya.
Baca Juga:PRIHATIN! Minat Masyarakat Terhadap Seni dan Budaya Cirebon MenurunWarga Jungjang Cirebon Terima Reward karena Tangkap Pelaku Kejahatan
Menurutnya, banjir yang melanda ribuan hektare sawah itu disebabkan karena luapan dari sungai dan juga karena diterjang banjir rob dari Laut Jawa. Sehingga, banyak sawah yang gagal tanam. Petani pun terpaksa tanam ulang.
Menurut Asep, bencana ini terparah dari tahun sebelumnya. “Kejadian yang terjadi pada awal 2023 ini, terparah dalam 4 tahun terakhir ini,” ucapnya.
Melihat fenomena ini, pihaknya sudah melaksanakan pompanisasi air ke saluran pembuang dan menyosialisasikan penggunaan benih tahan genangan seperti inpari 30, Ciherang Sub1, Inpara 1 sampai 10.
Tidak hanya itu saja, Distan juga saat ini berupaya mengusulkan bantuan kepada Pemerintah Provinsi Jawa Barat.
Terpisah, salah satu petani asal Kecamatan Suranenggala bernama Dano mengalami gagal tanam setelah banjir merendam sawahnya hingga menutup tanaman padinya.
Ia terpaksa harus kembali menanam padi di lahannya karean tanaman padi yang terendam banjir mati. “Terpaksa tanam ulang pak, untuk tanaman yang mati saja. Jadi tambah modal lagi,” katanya. (cep)