RADARCIREBON.ID – Menjadi narasumber dialog kebudayaan dalam rangka Hari Pers Nasional (HPN) 2023, Bupati Kuningan H Acep Purnama menjelaskan kaitan budaya dengan ketahanan pangan. Menurutnya, budaya adalah sesuatu hal yang merupakan tradisi dan turun menurun, mau tidak mau budaya itu harus dipertahankan.
“Jati ulah silih ku junti (yang asli jangan sampai tergeser dengan yang baru dan pendatang), karena di sekeliling kita ada yang memiliki, ada yang harus dihormati, dan ada yang harus dijaga,” papar Bupati Kuningan H Acep Purnama di Hotel Santika Dyandra Kota Medan, Sumatera Utara, Selasa (7/2).
Menurut Bupati Kuningan Acep Purnama, jika sudah mempertahankan kebudayaan (kearifan lokal) maka akan timbullah rasa kemandirian, rasa hormat kepada orang tua, rasa sayang kepada lingkungan sekitar, termasuk merawat, menjaga dan melestarikan daerahnya (desa) sendiri.
Baca Juga:Setelah Beras, Harga Bawang Merah Ikut NaikTEGAS, Pemerintah Hentikan Peredaran Obat Sirop Praxion
Potensi dan kekayaan alam yang dimiliki Kuningan itu lah perlu dilestarikan, berawal dari kecintaan dan membangun desa maka akan lahir sebuah komitmen untuk cinta kepada daerahnya sendiri. Hal tersebutlah yang menjadikan Bupati Acep “keukeuh” jika membangun harus diawali dari desa, dan menjadi visi misi pasangan Bupati H Acep dan Wakil HM Ridho Suganda.
“Desa adalah kekuatan utama yang berkesinambungan. Dari desa bisa menghasilkan padi, ubi jalar dan tanaman lainnya. Bagaimana kami juga harus mempertahankan konservasi, dan kami juga tidak mudah memberikan izin untuk investasi, jika kenyataannya merusak lingkungan. Dan kami berprinsip untuk mempertahankan budaya ini,” ujarnya.
Seperti tradisi Kawin Cai, yang mempertahankan sumber air dengan pola kawin cai. Juga babarit, seren taun, cingcowong dan tradisi lainnya. Hal itu, menurut Bupati Acep jika dikolaborasikan dengan teknologi modern dan tetap menghormati tradisi, maka Bupati Acep yakin keseimbangan hidup akan tetap terjaga.
Bupati Acep menuturkan tidak mudah untuk mempertahankan nilai-nilai budaya di zaman serba canggih seperti sekarang. Tapi hal itu mau tidak mau harus dilakukan karena jika tidak maka kita tidak memiliki jati diri lagi dan dirusak oleh hal-hal modern.