Mohon Doanya, Mahasiswi Cirebon Terdampak Gempa Turki

terdampak-gempa-turki
Orang tua Robiah Bah, KH Badruddin yang juga pengasuh Pondok Pesantren As Salafiyyah Cirebon, Kamis (9/2/2023). Foto: Ade Gustiana/Radar Cirebon.
0 Komentar

CIREBON, RADARCIREBON.ID- Kabar di media sosial itu begitu mengejutkan: gempa Turki magnitudo 7,8. Termasuk wilayah Suriah. Dari Cirebon, KH Badruddin Hambali langsung menghubungi sang anak, Robiah Bah, di Kayseri, kota di bagian tengah Turki.

Selama tiga jam sambungan telepon diupayakan. Tak kunjung dijawab. Gempa Turki itu betul-betul membuat panik. Cemas, campur aduk.

Pukul 11.00 waktu Indonesia, video runtuhan gedung bertingkat akibat gempa Turki itu begitu cepat tersiar. Badruddin justru pertama mendapat informasi dari media sosial itu.

Baca Juga:GM Radar Cirebon Jadi Pembicara pada Konvensi Nasional Media di MedanTentang Sejarah Kereta Api di Majalengka, Dulu Angkut Daun Jati untuk Pembungkus Nasi Jamblang

Disusul portal media online yang berseliweran. Terkejut bukan main. Melalui WhatsApp ia segera hubungi anak ketiga dari empat bersaudara itu.

“Ngga diangkat. Sampai berulang-ulang kali. Tetap tidak diangkat,” tutur KH Badruddin yang juga pengasuh Pondok Pesantren As Salafiyyah di Desa Bode Lor, Kecamatan Plumbon, Kabupaten Cirebon, Kamis (9/2/2023).

Tiga jam berselang, sekitar pukul 14.00, Robiah mengangkat telepon. Hati Badruddin plong. Ia segera tahu kondisi anak perempuannya berusia 22 tahun itu. Baik-baik saja.

Hanya saja rasa panik tak bisa disembunyikan dari cerita yang diutarakan. Bahwa, saat gempa Turki berlangsung, Robiah segera turun dari tangga darurat apartemennya.

Ia tinggal di lantai tiga. Satu kamar dengan tiga mahasiswi lainnya dari Indonesia.

“Jangankan untuk mengabarkan, semua di sini sibuk menyelamatkan diri masing-masing,” ucap Badruddin, seperti yang putrinya ceritakan.

Otoritas setempat membunyikan sirine tanda bahaya. Semua orang diperintahkan ke luar ruangan. Tak di bawah atau dekat dengan gedung.

Baca Juga:Harga Beras Naik, Warga Cirebon KewalahanPetani di Gegesik Terpuruk karena Banjir, Bingung Cari Pinjaman untuk Biaya Tanam Ulang

Meski, menurut kabar terbaru, di Kota Kayseri -berlokasi sekitar 250 kilometer dari pusat gempa di Kota Kahramanmaras- tak terjadi kerusakan bangunan yang parah.

Tetap saja. Robiah diungsikan di tenda pengungsian. Yang sesak. Berhimpit dengan pengungsi lain. Ditambah cuaca ekstrem bersalju. Bahkan untuk salat, Robiah terpaksa sambil duduk. Saking sempitnya tenda pengungsian itu.

0 Komentar