Iwan menambahkan, para siswa yang mengikuti eskul tersebut umumnya merupakan kelas XI dan XII. Mereka diajarkan mulai dari awal cara meracik, takaran, proses pembuatannya, hingga hasilnya pun di coba langsung oleh siswa.
“Jadi ketika kita menyajikan sesuatu tetapi belum tau rasanya kan tidak etis. Kami berupaya mencetak SDM guna mendukung SMK atau sekolah pencetak wirausaha yang handal,” tambahnya.
Diharapkan melalui SDM untuk berwirausaha ini mendukung para siswa untuk menciptakan peluang usaha ketika sudah lulus dari sekolah. Terlebih sektor timur Majalengka memang menjadi daerah kawasan pariwisata. Sehingga diharapkan mampu berwirausaha lewat kade dan restoran. (ono)