MAJALENGKA.RADARCIREBON.ID – Sejak Januari 2023, intensitas hujan cukup tinggi melanda wilayah di Kabupaten Majalengka.
Kondisi tersebut mengakibatkan beberapa aliran sungai di Kabupaten Majalengka tersebut meluap dan berdampak terhadap terjadinya erosi.
Seperti yang terjadi di bantaran Sungai Cikeruh, Blok Puteran, Desa Ligung Lor, Kecamatan Ligung.
Baca Juga:Ternyata Sejarah Majalengka Punya Banyak Versi TUTORIAL: Beginilah Langkah-langkah atau Cara Membuat Akun Youtube, Anak SD pun Bisa Melakukannya…
Erosi yang terjadi telah menggerus sebagian badan jalan desa yang selama ini menjadi akses utama bagi warga dari tiga desa.
Dari informari yang diperoleh wartawan, tanda-tanda erosi sudah terlihat sejak 2022 lalu.
Seiring dengan intensitas hujan yang cukup tinggi, mengakibatkan tingkat erosi di lokasi tersebut semakin tinggi.
Menggerus sekitar 70 sampai 100 meter di sepanjang jalan itu dan membuat jurang sekitar 7 meter.
Keadaan itu bisa memicu kecelakaan bagi pengguna jalan.
Dengan kondisi tersebut, saat ini warga sekitar mengalami kesulitan saat melintas dengan menggunakan kendaraan roda empat atau mobil.
“Semakin parah itu dari Januari kemarin, pas hujannya mulai sering. (Lebar) Jalan ini sebelumnya sekitar 2 meter, sekarang di beberapa titik lebarnya tinggal 1 meter juga kurang, karena tergerus erosi,” kata warga setempat, Warpan.
Selain membahayakan pengguna jalan, kondisi tersebut juga cukup membuat warga terganggu.
Baca Juga:TUTORIAL: Ingin Banjir Cuan dari Youtube? Berikut Ini Caranya Mendapatkan Uang dari Youtube…Wajib Tahu! Ini Titik Lokasi Tenggelamnya Kapal Titanic yang Terjadi pada Tanggal 15 April 1912
Pasalnya, warga sekitar, khususnya yang berada di Blok Muara, Desa Wanasalam, sebagian besar usaha mereka menggunakan kendaraan roda empat untuk mengangkut barang atau lainnya.
Mereka pun sudah terbiasa melintas atau melewati jalan tersebut itu.
“Apalagi nanti kan masuk musim panen, banyak warga yang mengangkut padi. Ini sebenarnya akses utama mobil pengangkut barang dari Blok Muara (Desa Wanasalam), Bojongroreng (Kecamatan Jatitujuh),” ungkapnya.
Kendati tanda-tanda erosi sudah terlihat sejak 2022 lalu, Warpan menjelaskan, belum banyak pihak berwenang yang melakukan pengecekan ke lokasi.