Diriwayatkan oleh Muslim dari Abu Ayub, bahwa Rasulullah SAW bersabda:
Man shaama ramadhaana stumma atba’ahu sittan min syawwaala fadzaalika shiyaamu addahri.
“Barangsiapa puasa Ramadan diikutinya dengan enam hari di bulan Syawal, itulah puasa sepanjang masa.”
Dikatakan puasa Ramadan dan puasa enam sebagai puasa sepanjang masa, karena suatu kebajikan dibalas dengan sepuluh kali lipat (ganda).
Baca Juga:Yudi Budiana Pimpin Pansus Gagal Bayar Pemda KuninganPerannya Sangat Strategis, APIP Dituntut Tingkatkan Kompetensi
Maka dengan berpuasa satu bulan pada Ramadan dan puasa sunah enam hari di bulan Syawal, seakan-akan telah mengerjakan puasa setahun penuh. Inilah sebabnya dinamakan puasa sepanjang masa.
Puasa sunah berikutnya dilaksanakan di hari-hari puluhan pertama dari bulan Zulhijjah. Yakni dari tanggal 1 sampai tanggal 9 Zulhijjah sebelum hari raya Idul Adha.
Diberitakan oleh Abdur Razaq dari Ibn Abbas bahwa Rasulullah SAW bersabda : maa min ayyaamin ahabba ila Allaahi fiihinna al ‘amalu aw afdlala fiihinn al ‘amalu min ayyami al’asyri. Qiila ya rasulallaahi wa la aljihaadu? Qaala wa la aljihaadu illa rajulun kharaja binafsihi wa maalihi falam yarji’ min dzaalika bisyai in.
Tak ada hari pun yang lebih disukai Allah kita mengerjakan amalan amalan di dalamnya atau lebih utama kita beramal di dalamnya selain dari puluhan pertama dari bulan Dzulhijjah. Bertanya seorang sahabat: apakah lebih utama juga dari jihad? Jawab Rasulullah SAW: ya melebihi jihad juga, kecuali seorang lelaki yang keluar dengan dirinya dan hartanya dan tidak membawa apa apa lagi.
Dan yang lebih utama dari puasa di hari hari puluhan di bulan Dzulhijjah itu ialah puasa hari Arafah (hari ke sembilan Dzulhijjah). Tegasnya puasa di hari Arafah lebih utama dan lebih disukai Allah SWT dari puasa puasa tanggal 1 sampai tanggal 8 Dzulhijjah, bagi orang yang tidak berwukuf di Arafah.
Diriwayatkan oleh Muslim dari Abi Qatadah r.a bahwasannya Rasulullah SAW bersabda: shuumu yauma ‘arafata yukaffiru sanataini maa dliyatan wa mustaqbalatan.u