Di mana seharusnya waktu Pasaran Tegalgubug menjadi hari panen bagi sopir angkot yang melintas trayek tersebut. Yakni angdes 02 itu.
Yang menjadi bingung adalah penumpang. Mereka merasa ongkos dari Tegalgubug ke Arjawinangun lebih boros. Karena harus drop off angkutan.
“Jadi dari Tegalgubug kita antar sampai lampu merah Arjawinangun (stamplat, red) ongkosnya Rp4 ribu. Dari lampu merah Arjawinangun ke Plered naik AP, ongkosnya Rp6 ribu,” katanya.
Baca Juga:Halo Generasi Z, Yuk Lihat Cirebon Tempo Dulu di Galeri Arsip Kota CirebonASN Harus Netral di Tahun Politik, Simak Penjelasan Sekda Kota Cirebon
“Itung-itungannya sama saja. Dari Tegalgubug ke Plered (dua kali naik angkutan umum, red) ongkosnya Rp10 ribu,” terang Bodong. Jika tak dilakukan drop off, naik AP dari Tegalgubug ke Plered ongkosnya juga Rp10 ribu.
Itu solusi bagi hasil yang disepakati baik AP maupun sopir 02. Jadi ketika AP mengantarkan penumpang ke Pasar Tegalgubug tak boleh ngetem di sana.
Boleh ngetem di APILL Arjawinangun saja. Biarkan 02 yang membawa penumpang, kemudian diteruskan oleh AP.
Kapolsek Arjawinangun Kompol Sayidi menegaskan, aksi protes oleh angdes 02 ini harus disampaikan dengan cara-cara kondusif. Terkait angdes yang tak sesuai trayek, pihaknya juga akan terlibat memantau.
Ia berharap tak ada ketegangan yang dapat memicu konflik. Apalagi terjadi persoalan yang berlarut-larut.
“Kedua belah harus sama-sama saling mengerti. Saling sepakat. Tahu dan mematuhi trayek masing-masing,” pungkas Sayidi. (*)