RADARCIREBON.ID- Mungkin Anda sudah tidak asing dengan masjid Agung Manonjaya yang berada di Tasikmalaya. Masjid ini sangat unik, karena mempunyai desain arsitektur Neoklasik Eropa berpadu Jawa dan Sunda.
Lokasi masjid Agung Manonjaya tepatnya berada di di Dusun Kaum Tengah, Desa dan Kecamatan Manonjaya Kabupaten Tasikmalaya. Dan, keunikan lainnya dari masjid ini adalah adanya Mustaka atau Memolo yang dipercaya merupakan peninggalan Syekh Abdul Muhyi Pamijahan yang disimpan di bagian atap tertinggi masjid.
Bangunan masjid berasitektur neoklasik dengan perpaduan Sunda, Jawa, dan Eropa. Di dalam utama masjid, sedikitnya terdapat 10 tiang penyangga. Tiang-tiang tersebut terdiri atas 4 tiang soko guru berbentuk segi delapan, 4 tiang penyangga atap di antara tiang soko guru, ditambah 2 tiang yang berdiri di depan mihrab.
Baca Juga:Ngeri ! Bisa King Kobra Mematikan Orang Dewasa Dalam 30 MenitInfo Terbaru, Posisi Dosen UII yang Hilang Mulai Terdeteksi
Berdasarkan catatan yang ada masjid Agung Manonjaya dibangun pada tahun 1832 M pada masa Raden Tumenggung Daruningrat atau Wiradadaha VIII. Masjid kebanggan warga Tasikmalaya ini memiliki ciri khas tersendiri dari segi arsitekturnya.
Terus, keunikan lainnya terletak pada ruang sholatnya. Di mana untuk ruang sholat laki-laki dan perempuan terpisah. Khusus untuk perempuan, ruang salat ini berada di sebelah selatan tempat sholat utama dengan panjang 11,4 meter dan lebar 3,8 meter.
Ada kisah-kisah unik atau legenda urban yang berkaitan dengan masjid yang berlokasi di depan alun-alun Manonjaya Kabupaten Tasikmalaya tersebut. Meski tak dapat diterima logika, namun cerita-cerita itu dikenal luas di kalangan masyarakat Manonjaya.
Salah satunya adalah larangan atau pantangan untuk menembak burung yang bertengger di puncak menara Masjid Agung Manonjaya, terutama di puncak menara bagian tengah (dari arah timur). Jika berani-berani melanggar, akibatnya bisa fatal.
“Jadi ada cerita di masyarakat, dulu ada seorang warga yang menembak burung yang bertengger di puncak menara itu. Konon akibat perbuatannya itu dia sampai meninggal dunia, sebagian ada yang menyebutnya sekedar pingsan,” kata Juru Pelihara Masjid Agung Manonjaya, Rusliana.