Sementara itu, Wakil Gubernur Jawa Barat, Uu Ruzhanul Ulum dalam kesempatan tersebut mengapresiasi semua pihak yang sudah datang dan ikut memberikan sumbang saran dalam penanganan banjir di Kecamatan Gegesik.
“Rabu besok kita kumpul kembali di Gedung Sate. Semua perwakilan nanti kita undang dan kita bicarakan lebih konkret agar dampak banjir ini bisa diminimalisir sehingga petani tidak merugi,” jelas Uu.
Uu mencatat ada tiga persoalan utama dari diskusi tersebut yakni terkait normalisasi sungai yang sudah puluhan tahun tidak dilakukan sehingga terjadi sedimentasi.
Baca Juga:Mahasiswa KKN UMP Sukses Gelar Car Free Day dan Perlombaan di Sukasenang CiamisLPM Kabupaten Indramayu Helat Kursus bagi Perempuan, Peserta 200 Lebih
Yang kedua, lanjut Uu, terkait masalah pertanian dan yang ketiga terkait keberadaan embung yang belum optimal membantu peningkatan potensi pertanian.
“Hal -hal mendasar inilah yang akan kita bahas, termasuk mengatasi Embung Sibubut yang penuh tanaman eceng gondok yang justru menghambat laju air sehingga banjir menjadi lebih lama,” ungkapnya.
Ditambahkan Uu, ia menerima laporan bahwa sungai-sungai disini sudah lebih dari 30 tahun belum dilakukan normalisasi. Akibatnya Bpetani pun merugi karena air sungai limpas ketika banjirnke lahan pertanian.
“Dampaknya, setahun bisa tanam lima kali, namun panennya hanya satu kali. Ini kan sangat prihatin, maka kami kumpulkan semua elemen terkait agar bisa segera menyelesaikan,” jelasnya.
Terpisah, Camat Gegesik, Fitri Indriyani dalam penyampaiannya menerangkan banjir di kawasannya setiap tahun terjadi.
Masalah banjir diakui Camat Fitri sangat komplek. Mulai dari limpasan air dari hulu ke hilir juga jalur sungai yang terus mengalami pendangkalan.
“Sungai di kawasan sini sudah 30 tahun tidak dinormalisasi. Semoga pihak terkait bisa menjalankan sesuai instruksi Pa Wagub. Ini menjadi harapan warga disini,” pungkas Fitri. (dri)