Namun harus menggantinya di bulan selain Bulan Ramadan.
Niat Puasa Qadha
Adapun niat puasa Qadha bulan Ramadan adalah:
Nawaitu Shouma Ghodin ‘an qadaa’in fardho ramadhoona lillahi ta’alaa
Artinya :
“Saya niat puasa esok hari karena mengganti fardhu Ramadan karena Allah Ta’ala”.
Membaca niat Puasa Qadha harus dilakukan sebelum fajar, atau pada malam hari seperti halnya Puasa Ramadan.
Batas waktu melaksanakan Puasa Qadha
Baca Juga:Gawat!!10 Lagi Sisa Pertandingan Persib, Bisa Gak Juara, Luis Milla Soroti Penurunan Performa di Babak KeduaWajib Tahu, Kapan Cetak Kartu Peserta Ujian Calon PPPK Kemenag RI, Jangan sampai Kelewat
Batas waktu melaksanakan Puasa Qadha adalah sebelum satu atau dua hari terakhir bulan Sya’ban, sehingga tidak boleh mepet dengan penetapan Bulan Ramadan.
Hari terakhir di Bulan Syaban itu tersebut merupakan hari syak, atau hari meragukan.
Haram hukumnya berpuasa.
Lantas bagaimana hukumnya jika tidak melaksanakan Puasa Qadha padahal punya utang puasa Ramadan?
Dikutip dari kepri.kemenag.com, utang puasa harus dibayar atau qadha sesuai dengan jumlah hari yang ditinggalkan.
Disarankan untuk sesegera mungkin membayar utang puasa bahkan lebih baik jika berurtan. Namun, dalam Islam juga diperbolehkan jika membayar utang tidak bisa secara berurutan, karena alasan tertentu.
Yang paling penting qadha atau membayar hutang puasa wajib ini dilakukan sebelum tiba waktu ramadan berikutnya.
Mengqadha puasa menjelang bulan ramadan juga diperbolehkan dalam Islam atau hingga akhir bulan syaban.
Baca Juga:All New Honda BeAT 150cc 2023, Tetap Irit, Lincah, dan Pilihan Warna BaruPerkiraan Cuaca Majalengka Sabtu 18 Februari 2023, Berpotensi Hujan di Sore Hari
Lalu bagaimana jika orang tersebut belum sempat mengqadha puasa hingga tiba ramadan berikutnya tiba?
Tetap boleh menjalankan ibadah puasa ramadan, namun dia harus segera membayar utang puasanya setelah bulan ramadan berikutnya selesai.
Namun jika ada unsur kelalaian, maka selain mengqadha, orang tersebut dituntut untuk membayar fidyah.
Fidyah ini adalah kegiatan memberi makanan fakir miskin sebesar biaya makan dan minum yang dikalikan dengan jumlah hari orang yang bersangkutan ketika tak melaksanakan puasanya.
Fidyah ini juga berlaku bagi orang yang tidak sanggup berpuasa.