RADARCIREBON.ID – Jawa Barat merupakan daerah yang memiliki berbagai jalan yang rawan akan kecelakanaan. Seperti jalur yang terkenal satu ini, Cadas Pangeran Sumedang, Jawa Barat.
Jalan Cadas Pangeran Sumedang merupakan salah satu jalur yang banyak digunakan kendaraan yang ingin menuju Bandung ini telah banyak memakan korban jiwa.
Tapi tahukah kalian bahwa ada beberapa fakta menarik di balik jalur yang terkenal mematikan tersebut.
Baca Juga:Bingung Gamis Hitam Cocok dengan Jilbab Warna Apa? Ini 7 Rekomendasi WarnanyaYuk! Ketahui Perbedaan PPPK dan PNS, Lengkap dari Gaji, Tunjangan, Masa Kerja
Ternyata jalan yang dibangun sejak lebih dari 200 tahun lalu itu tak bisa dilepaskan dari Kota Sumedang.
Cadas Pangeran sendiri berada di dua kecamatan, yakni kecamatan Pamulihan dan kecamatan Sumedang Selatan.
Bahkan jalur ini sempat dipopulerkan oleh musisi Pop Sunda Doel Sumbang dalam sebuah lirik lagunya yang berjudul Sumedang.
Tidak hanya itu saja, lho. Untuk kalian yang ingin berpergian ke Bandung atau sedang berkuliah di Jatinangor, kalian bisa melalui jalur ini jika tidak ingin menggunakan tol.
Dan berikut ini adalah 5 fakta menarik mengenai Cadas Pangeran Sumedang.
1. Terdapat Kuburan massal
Salah satu fakta menarik yang perlu kalian ketahui tentang Jalan Cadas Pangeran Sumedang adalah terdapat kuburan massal.
Untuk kalian yang pernah melintassi jalur ini mungkin udah tahu dengan fakta sau ini.
Orang-orang yang bekerja rodi di bawah pengawasan prajurit Belanda tidak hanya warga Sumedang saja, tapi ada juga ribuan warga dari Garut, Tasikmalaya, Subang, dan Indramayu.
Baca Juga:Baca Komik Lookism Chapter 437 Terbaru Bahasa Indonesia Di Sini, Daniel Park Vs Kwak JichangJangan Disepelekan! Ini Gejala Masuk Angin dan Fakta di Balik Penyakit Masuk Angin
Konon Ribuan pekerja rod tersebut tewas karena kelaparan di bawah penyakit malaria.
Bukti adanya korban ribuan pekerja terebut adalah keberadaan kuburan massal yang terletak di atas jembatan Cadas Pangeran.
Pada saat itu, Daendels berambisi untuk membangun akses jembatan penghubung di Pulau Jaawa, dari Anyer hingga Panarukan.
Jalan tersebut melintas dari Jawa Barat hingga Jawa Timur. Budayawan Sumedang, Tatang Sobada mengatakan saat di Sumedang, pembangunan jalan sepanjang 1000 km itu terhalang gunung yang materialnya adalah bebatuan cadas.