INDRAMAYU, RADARCIREBON.ID – Jumlah pemilih Pemilu 2024 di Pusat Pendidikan (Ma’had) Al Zaytun Desa Mekarjaya, Kecamatan Gantar Kabupaten Indramayu menyusut drastis.
Jika pada Pemilu Serentak 2019 lalu hampir sebanyak 900 orang, kini di Pemilu 2024 hanya tercatat sebanyak 76 pemilih.
Jumlah pemilih Pemilu 2024 itu berdasarkan hasil pencocokan dan penelitian (coklit) Daftar Penduduk Potensial Pemilih Pemilu (DP4).
Baca Juga:10 Ton Beras Ludes, Warga Minta Operasi Pasar Berlanjut sampai Jelang LebaranUPDATE, Suku Bunga KUR BRI 2023 Lebih Rendah, Ditunggu Pelaku UMKM Indramayu
“Ya, sudah dicoklit. Jumlah pemilih untuk Pemilu 2024 memang mengalami penurunan signifikan dibanding Pemilu-Pemilu sebelumnya,” kata Ketua PPK Gantar, Carno SPd, Kamis (2/3/2023).
Berkurangnya jumlah hak pilih Mahad Alzaytun, ungkap dia, lantaran tidak semua penghuninya memiliki Kartu Tanda Penduduk Elektronik (e-KTP) sebagai warga Desa Mekarjaya.
Mayoritas berasal dari luar daerah atau berdomisili di luar komplek. Sehingga pendataan coklit dilakukan oleh petugas Pantarlih berdasarkan tempat tinggal masing-masing.
Sedangkan mereka yang terdata dalam DP4 merupakan keluarga besar pimpinan Ma’had Al Zaytun Syaikh Panji Gumilang, pengurus yayasan serta para karyawan.
Carno mengungkapkan, proses coklit oleh oleh petugas Panitia Pendaftaran Pemilih (Pantarlih) Desa Mekarjaya di Mahad Al Zaytun berbeda dibanding tempat lain.
Yakni tidak dilakukan dengan mengunjungi rumah-rumah Pemilih. Namun, semua pemilih yang terdata dalam DP4 disana dikumpulkan disebuah posko yang disediakan oleh pihak Mahad Al Zaytun.
Pelaksanan coklit oleh Pantarlih dilakukan disela waktu istirahat. Turut dimonitor Panitia Pemungutan Suara (PPS) Desa Mekarjaya dan Pengawas Kelurahan/Desa (PKD).
“Proses coklit berlangsung selama 3 hari. Alhamdulillah selesai,” ujarnya.
Baca Juga:3KiosK Perluas Layanan hingga Pelosok Cirebon Jabar dan JatengKorban Tenggelam di Sungai Cipunegara Ditemukan, 8 Kilometer dari Lokasi Kejadian
Carno menambahkan, kendati data di DP4 berkurang, namun potensi jumlah pemilih di Al Zaytun masih tetap besar.
Potensi itu berasal dari mahasiswa serta pelajar dari luar daerah yang menempuh pendidikan di Pondok Pesantren terbesar di Asia Tenggara.
Jumlah mahasiswa dan pelajar yang usianya 17 tahun keatas atau memiliki hak pilih ditaksir mencapai ratusan orang.