RADARCIREBON.ID – Buah timun suri seolah tak bisa lepas dari bulan Ramadhan di Indonesia. Keberadaannya selalu dicari dan menjadi favorit masyarakat khususnya di Cirebon dan sekitarnya untuk hidangan pelengkap saat berbuka puasa. Tak heran jika keberadaannya pun sangat mudah ditemukan baik di pasar hingga digelar di trotoar pinggir jalan raya.
Seperti yang dilakukan Asep (32), warga Desa Sangkanurip Kecamatan Cigandamekar Kabupaten Kuningan, yang menjual timun suri di pinggir Jalan Raya Bandorasa sejak 1 Ramadhan 1444 H / 2023 kemarin. Asep mengaku dalam satu hari dia bisa menjual timun suri yang didatangkannya dari Majalengka hingga 50 kilogram per hari. Harga yang dipatok untuk 1 kilogram timun suri adalah Rp 10.000.
“Sekarang harga timun suri sedang naik karena banyak yang gagal panen. Saat hari biasa, timun suri dijual paling Rp 5.000 per kilogram, tapi karena sekarang barangnya sedang susah makanya naik jadi Rp 10.000 per kilogram,” ungkap Asep kepada RadarCirebon.id.
Baca Juga:Ramadhan Tiba, Masyarakat Kuningan Antusias Shalat Tarawih di Masjid Agung Syiarul IslamHUT Ke 49 PPNI, Lebih dari 5 Ribu Warga Kuningan Ikut Screening PTM
Asep mengatakan, timun suri yang dijajakannya adalah jenis manohara. Timun suri jenis ini, kata dia, mempunyai ciri khas daging buah yang pulen dan sedikit mengandung air serta aroma wangi yang kuat.
“Ini timun suri jenis manohara. Sesuai namanya, timun suri ini istimewa seperti artis Manohara yang cantik. Punya daging buah yang pulen, sedikit mengandung air dan wangi. Tinggal tambah sirup dan es batu, cocok untuk takjil saat buka puasa,” ujar Asep.
Asep mengaku dari menjual timun suri tersebut hanya mendapat untung pas-pasan saja. Namun Asep tetap bersyukur setidaknya keuntungan dari menjual timun suri tersebut dapat membeli baju Lebaran anak-anaknya.
“Lumayan keuntungannya untuk belanja kebutuhan lebaran anak-anak nanti,” kata Asep.
Sementara itu Susi, seorang pembeli asal Jalaksana mengaku membeli timun suri untuk minuman pembuka saat berbuka puasa bersama keluarganya.