Masjid Kuno Bondan juga pernah diteliti oleh seorang ulama yang berasal dari Indramayu. Ulama tersebut mengambil sampel kayu dari salah satu bagian masjid, untuk diteliti di laboratorium. Hingga diketahui, bahwa kayu tersebut sudah ada sekitar tahun 1300 M.
“Bahkan tahun 1400-an itu merupakan zamannya Syekh Alimudin, muridnya Syekh Bayanillah yang meneruskan beliau, karena pintunya itu pernah diuji laboratorium sudah ada sejak 1300 M,” tandasnya.
Masjid ini sebenarnya terbagi ke dalam dua bagian, yakni bagian teras yang merupakan hasil renovasi yang dilakukan pihak pengurus masjid. Kemudian, bagian utama masjid yang semuanya terbuat dari kayu jati. Hal yang unik adalah bangunan masjid ini berbentuk panggung dengan tinggi 50 sentimeter dari tanah.
Baca Juga:Pasti Bisa, Kuningan Dukung Pemberantasan Impor Pakaian Bekas Ilegal Berharap Ditunjuk Kembali Kelola Waduk Darma, Perumda AU Tunggu Keputusan Gubernur Jawa Barat
Ukuran dari masjid ini yakni 9×9 meter yang di bagian sisi kanan dan kirinya terdapat jendela sederhana berbentuk kotak. Sementara di bagian depan masjid terdapat jendela kecil berbentuk bintang. Namun, bangunan masjid dari kayu ini masih asli hanya ada beberapa renovasi terutama pada kayu.
Masjid Kuno Bondan Beberapa Kali Direnovasi
“Bangunan masjid masih asli sejak dari dahulu. Walaupun, sudah ada renovasi sebanyak tiga kali pada tahun 1965, 1979, dan 1992. Namun, seperti kayu dan juga atap sudah diganti,” ujarnya.
Dilansir dari laman resmi Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Banten, Syekh Datuk Kahfi mengumpulkan para pengikutnya untuk memusyawarahkan pendirian bangunan salat berjamaah.
Akhirnya, mereka menyepakati untuk mendirikan masjid yang letaknya tidak jauh dari Sungai Cimanuk dan cangkop atau balai yang telah dibangun oleh Ki Geden Bondan yaitu di Desa Bondan Barat.
Kemudian keesokan harinya, Syekh Datuk Kahfi membuat bedug yang bila ditabuh bisa terdengar sampai Cirebon. Hingga saat ini, bedug tersebut tidak diketahui keberadaannya.(jer)