BELUM lama ini heboh uang koin melati 500 dijual di marketplace hingga 100 juta rupiah. Fenomena uang koin kuno ini pun bikin geger.
Sejumlah marketplace memang menawarkan uang koin melati 500 ini dengan harga hingga Rp100 juta. Ada yang bilang tak logis. Namun, disebutkan juga bahwa uang lama atau uang kuno ini memang menjadi incaran para kolektor.
Orang bertanya-tanya, apa gak salah kalau uang koin melati 500 dijual hingga harga yang sangat fantastis itu? Apa sah-sah saja uang kuno dihargai dengan harga yang sangat tinggi?
Baca Juga:Jadwal Liga Champions Malam Ini di SCTV: Manchester City vs Bayern Munchen dan Benfica vs Inter MilanFAKTA DARI SIDANG SUNJAYA: Pagi Setor, Malamnya Kaget Berita OTT KPK
Ya, nyatanya memang gak salah. Sah-sah saja uang kuno, termasuk uang koin melati 500 dijual hingga 100 juta. Bahkan jika dijual dengan harga lebih dari 100 juta, ya sah-sah saja.
Simak yuk, penjelasan Bank Indonesia (BI) mengenai fenomena uang koin yang dijual di marketplace atau juga diincar kolektor dengan harga tinggi.
Penjelasan mengenai uang kuno ini disampaikan oleh Kepala Kantor Perwakilan bank Indonesia (KPw BI) Cirebon, Hestu Wibowo.
Dalam keterangannya kepada Radar Cirebon, Senin (10/4/2023), Hestu Wibowo mengatakan bahwa uang pecahan lama yang sudah ditarik BI menjadi barang yang unik, terutama di komunitas kolektor.
“Karena memiliki pasar, yakni komunitas numestik atau para kolektor tersebut, akhirnya uang kuno ini menjadi salah satu komoditas barang langka,” jelas Hestu Wibowo.
Simak Juga Cara Jual Uang Kuno, sumber channel YouTube: KOIN LOGAM
https://www.youtube.com/watch?v=kAJoqBYOZpI
Karena menjadi barang langka, kemudian diburu atau diincar para kolektor, terutama yang memiliki spesifikasi yang unik. Misalnya seri unik.
Baca Juga:ISTIMEWA! Ridwan Kamil Bangun Gedung Pencak Silat Kelas DuniaYUK CEK KOINMU, Ini 4 Koin Kuno Mengandung Emas Diburu Kolektor, Resmi Keluaran BI
Nah, saat memiliki keunikan tertentu, maka uang kuno tersebut bisa jadi mahal. “Jual beli ini sah saja. Transaksi yang dilakukan bukan dari nilai uang tersebut, tapi sebagai komoditas barang langka yang diperjual belikan,” terang Hestu Wibowo.