Padahal akibat dua kebijakan itu semua dosen-yang serius mengurus jafung pun harus lintang pukang melakukan input data. Pasalnya karena terancam data yang selama ini sudah ditabung akan hangus jika gagal memenuhi tenggat waktu.
Akibatnya, parah. Tak seperti doktor atau profesor honoris causa yang parameternya tak jelas, jafung dosen sangatlah jelas, harus dipenuhi, tercatat dan dinilai ulang secara teratur. Semua itu terkait jaminan mutu para dosen dan keterjagaan transfer pengetahuan ke mahasiswa.
Apalagi, katanya, dosen di negeri ini tak lebih sebagai pekerja adminstratif. Setiap ujung semester terjebak harus melaporkan semua kegiatan atasnama koridor Tri Darma Perguruan Tinggi; Mengajar, Meneliti dan Mengabdi ke Masyarakat.
Baca Juga:Yana oh Yana, Hilang di Cadas Pangeran, Ditemukan di Gedung Merah PutihGara-Gara Yana, Warga Bandung Batal Nikmati Kota Cerdas Sadayana
Semua dokumen lantas dipindai untuk kemudian diunggah ke aplikasi yang namanya berubah-ubah dan bermacam-macam. Yang pada ujungnya menyita tugas utama dosen, mendidik anak bangsa.
Bagaimana Pak Jokowi dua menteri mu itu? (*)