RadarCirebon.id – Saat ini di Indonesia, Pembobolan Rekening Bank via mobile banking menjadi viral di berbagai
media khususnya internet. Jadi buat Anda para pengguna mobile banking harus lebih
hati-hati lagi dalam hal transaksi online ataupun lainnya
Nasabah Bank Syariah Indonesia BSIÂ di kejutkan dengan gangguan layanan perbankan yang
terjadi sejak pekan lalu.
Baca Juga:Film Kartun Generasi 90an Bikin Kangen !!Mainan Anak Zaman Dulu Yang Bikin Kita Mengenang Masa Lalu !!
Jadi di yang mengira bahwa gangguan yang terjadi pada Bank BSI dis ebabkan oleh proses
maintenance atau pemeliharaan sistem.
Namun, belakangan terungkap bahwa Bank BSI ternyata menjadi korban serangan ransomware
LockBit 3.0, sebuah jenis virus malware yang mengenkripsi data dan meminta tebusan untuk
membukanya.
Kelompok hacker LockBit mengklaim telah berhasil mencuri sekitar 1,5 TB data milik BSI,
termasuk data nasabah dan karyawan.
Mereka juga mengancam akan menyebarkan data tersebut ke publik jika BSI tidak membayar
tebusan dalam waktu 240 jam.
Menurut pakar keamanan siber Alfons Tanujaya, aksi peretasan ini kemungkinan besar
terjadi sebelum 8 Mei 2023, saat aplikasi BSI Mobile mengalami error dan tidak bisa di gunakan.
Baca Juga:9 Kelebihan Yamaha Nmax Yang Tidak Di Punyai Motor PCX !!8 Tanda Orang Cerdas Kamu Harus Tahu !!
dan ada juga dari Direktur Utama BSI Hery Gunardi menyebutkan adanya indikasi serangan
siber dalam gangguan layanan BSI yang terjadi sejak Senin, 8 Mei 2023.
Serangan tersebut membuat bank syariah terbesar di Indonesia itu menghentikan
semua layanannya, baik layanan perbankan ATM maupun mobile banking.
ransomware merupakan jenis malware yang menuntut pembayaran untuk data pribadi yang
telah di curi. Munculnya ransomware menjadi sebuah epidemi secara global lantaran
memaksa perusahaan membayar sejumlah tebusan kepada sang hacker dan kalau tidak data
tersebut akan di sebar ke situs bawa tanah .
Dengan adanya peretasan ini, apakah saldo nasabah BSI tetap aman ? Menurut Corporate
Secretary BSI Gunawan Arief Hartoyo, nasabah tidak perlu khawatir karena data keuangan
nasabah tidak terpengaruh oleh serangan ransomware tersebut.
Ia juga mengatakan bahwa layanan perbankan BSI sudah kembali normal
sejak kemarin dan nasabah dapat bertransaksi kembali di kantor cabang dan ATM.
serangan malware merupakan  suatu program atau kode berbahaya yang di gunakan