INDRAMAYU, RADARCIREBON.ID – Peringatan dari Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) soal peringatan dini terkait potensi banjir rob terbukti.
Banjir rob benar-benar menerjang kawasan pesisir pantura Kabupaten Indramayu.
Bencana pasang air laut ini atau banjir rob ini terjadi akibat fenomena alam puncak pasang tertinggi karena posisi jarak bumi dan bulan yang dekat.
Banjir rob terparah menimpa Desa Eretan Wetan, Kecamatan Kandanghaur. Ratusan unit rumah warga dilaporkan terendam.
Baca Juga:5 SPBN Cirebon Terancam Gagal Dibangun, Kepala DKPP: Investornya Sudah Tidak Komunikasi LagiWarga Indramayu Sambut 32 Biksu, Jelang Waisak Jalan Kaki dari Thailand Menuju Borobudur
“Di Blok Condong, ada 10 RT yang lokasinya dipinggir laut yang terkena banjir rob,” sebut Kuwu Desa Eretan Wetan, H Edi Suhaedi kepada Radarcirebon.id, Selasa (16/5).
Banjir rob, terjadi sejak sekitar lima hari lalu. Air laut terpantau naik mulai pukul empat sore sampai jam 9 malam.
Ketinggian air saat banjir rob bervariasi antara 30 sampai 50 centimeter. Selain rumah warga, banjir rob juga menggenangi akses jalan dan fasilitas publik.
“Puncaknya banjir rob menjelang Magrib sampai selepas Isya. Setelah itu mulai surut lagi,” lanjut dia.
Kuwu Edi memastikan, tidak ada laporan rumah yang mengalami kerusakan atau warga berbondong-bondong mengungsi.
Warga korban terdampak banjir rob, memilih tetap tinggal dirumah masing-masing.
Sebelumnya, BMKG meminta masyarakat untuk mewaspadai potensi terjadinya banjir rob. Di wilayah pesisir utara laut Jawa Barat mulai 11 hingga 16 Mei 2023 mendatang.
Termasuk potensi banjir rob di pesisir pantura Kabupaten Indramayu.
Ancaman banjir rob disebabkan adanya fenomena fase bulan Perigee atau jarak terdekat bulan ke bumi yang dapat meningkatkan ketinggian pasang air laut hingga level maksimum.
Baca Juga:Cetak Generasi Muda Berkarakter, Kodim 0620 Berikan Bintal dan Disiplin Pelajar SLTABMKG Warning Potensi Banjir Rob, Nelayan Pantura Indramayu Pilih Turun Jangkar
Potensi banjir rob ini, secara umum diprediksi akan berdampak pada aktivitas masyarakat di sekitar pelabuhan dan pesisir.
Seperti aktivitas bongkar muat di pelabuhan, aktivitas di pemukiman pesisir, serta aktivitas tambak garam dan perikanan darat.