Dalam kesempatan tersebut, Dosen BSA juga berperan sebagai penyaji makalah hasil penelitian tentang manuskrip dan pesantren. Rijal Mahdi, penyaji tema manuskrip menguraikan kekayaan khazanah turats yang dimiiliki oleh Cirebon.
Sementara, M. Andi Hakim, penyaji lainya menguraikan bahwa pesantren sebagai model pendidikan indigenious memiliki potensi dalam pengembangan keilmuan multibidang, termasuk bahasa Arab.
“Menurut data Kementerian Agama, terdapat 38.071 jumlah pesantren di Indonesia, dan di Cirebon terdapat pula beberapa pesantren tertua di Indonesia, misalnya Pesantren Babakan Ciwaringin, Buntet, Balerante, Gedongan dan Kempek” Ungkap Andi
Baca Juga:INI DIA Rahasia Bibir Ariel Tatum yang Tebal dan Seksi, Bukan Operasi, Anda Juga Bisa, Begini TutorialnyaWAJAH PUTIH PREMIUM DALAM HITUNGAN HARI! Skincare Hack Air Mawar Viva dan Krim Fair n Lovely Berhasil
Prof. Dr. Asma Binti Abdurrahman mengungkapkan ketertarikanya terhadap kajian manuskrip dan pesantren. Peran pentingnya keduanya tidak hanya dalam pengembangan ilmu bahasa, studi Islam, pendidikan karakter, sejarah dan yang lainya menjadi penting untuk dipertahankan dan kembangkan. “Potensi kerjasama MEDIU terkait pesantren akan dilakukan dengan program konkret, mengingat pesantren memiliki resources yang luar biasa,” harap Asma.
Senada dengan hal tersebut, Prof. Dr. Elsayed Salem menambahkan bahwa kerjasama dengan IAIN Syekh Nurjati akan dlaksanakan dengan program-program nyata dan berkelanjutan, khususnya dalam penguatan kelembagaan perguruan tinggi islam siber dan kajian manuskrip, serta pesantren.
“MEDIU dan IAIN Syekh Nurjati dapat saling merujuk dalam pengelolaan kurikulum pendidikan Siber. Selain itu bukan tidak mungkin, BSA akan menjadi partner MEDIU di Indonesia dalam penyelenggaraan pendidikan pascasarjana bagi alumni terbaiknya,” pungkasnya.