SUMEDANG, RADARCIREBON.ID- Menara Kujang Sepasang yang dibangun Pemerintah Provinsi Jawa Barat di Kabupaten Sumedang siap menjadi daya tarik baru wisatawan.
Menara Kujang Sepasang hadir dengan bangunan menjulang tinggi ke atas didesain mirip Patung Liberty di Amerika Serikat.
Sehingga pengunjung bisa menikmati pemandangan perairan dan bukit dari atas ketinggian. Saat ini proses pengerjaannya masih terus dimaksimalkan.
Baca Juga:Ini Tarif Wisata Keraton Kasepuhan Cirebon, Yuk OTW! Mumpung Lagi Libur PanjangTERBARU 2023! Harga Tiket Kolam Renang Apita Cirebon, Buka Jam Berapa? Yuk Simak Lengkap di Sini
Untuk naik ke puncak, para pengunjung nantinya tidak perlu lelah menaiki anak tangga. Akan dibangun akses lift yang akan mempermudah wisatawan menuju pemandangan teratas.
Sebab, tinggi Menara Kujang Sepasang ini mencapai 99 meter dan dibuat secara kokoh lewat desainnya yang dirancang Gubernur Jawa Barat, Mochamad Ridwan Kamil.
Keseluruhan, terdapat tiga lantai di bangunan ini. Di lokasi menara, pengunjung juga bisa membeli makanan atau minuman tanpa harus turun ke bawah, lantaran dibangun juga kafetaria sampai museum.
Untuk mengakses ini, pengunjung bisa melalui Masjid Al Kamil yang terletak di pinggir waduk. Di sana telah dibangun jembatan sepanjang 100 meter sebagai jalan menuju Menara Kujang Sepasang.
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil menjelaskan filosofi atau makna Menara Kujang Sapasang yang akan menjadi ikon wisata Waduk Jatigede, Kabupaten Sumedang.
“Nanti seperti Patung Liberty. Kalau itu kan ibu-ibu pegang obor. Nah ini kan di Sunda yang punya adiluhung jadi Kujang Sapasang tapi ada kujang kecil dua,” katanya.
Ridwan Kamil melanjutkan, dua miniatur kujang yang menjadi senjata khas Jawa Barat berukuran besar melambangkan suami istri yang berperan besar dalam pembangunan peradaban sebagai orang tua dalam sebuah keluarga dengan cara mendidik anak-anak mereka.
Baca Juga:INI REKOMENDASI Wisata Hits di Cirebon, Pelajar dan Mahasiswa Cuma Bayar 10 RibuTOP BANGET! Produk Olahan Petani Milenial Jawa Barat Mendunia
Lalu, dua miniatur kujang berukuran kecil diibaratkan sebagai dua anak dari pasangan suami istri tersebut yang harus dididik orang tua mereka.
Idenya, kata dia, pondasi peradaban adalah keluarga. Suami istri dilambangkan dengan kujang besar. Sementara kujang kecil dilambangkan sebagai anaknya.