CIREBON, RADARCIREBON.ID – Artikel Berikut ini Akan Membahas Tentang Hal Yang Dialami Orang Indonesia Apabila Memiliki Keturunan Arab
Indonesia memiliki beragam suku bangsa yang unik dan punya ciri khas nya masing-masing. Pada Artikel kali ini Akan membahas soal sembilan hal yang dialami keturunan Arab di Indonesia. Kira-kira, seperti inilah hal-hal yang dialami oleh saudara kita yang berdarah campuran Arab dan Indonesia.
1. AKRAB DENGAN SAPAAN SI “ARAB”
Di sekolah negeri, kamu bisa melihat banyak anak sekolah yang mayoritas adalah orang Indonesia asli (pribumi). Sedangkan, di sekolah swasta seperti Katolik atau Kristen, mayoritas anak sekolahnya bersuku Tionghoa. Selama ini, jarang banget ada semacam komunitas yang isinya dominan keturunan Arab atau sekolah yang isinya keturunan Arab.
Baca Juga:Wajib Tahu 5 Gunung di Jawa Barat yang Menjadi Favorit Para Pendaki9 Wisata Kolam Renang Unggulan di Cirebon
Jadi, kalau kamu keturunan Arab, wajah dan identitas kamu bakal kelihatan mencolok di tengah kamu mayoritas. Sehingga, kamu akan lebih akrab dengan sapaan si “Arab”. Atau mungkin si “Arab Ganteng” dan “Arab Mancung”.
Biasanya, keturunan Arab di Indonesia juga sering disebut “Jamaah” (slang keturunan Arab). Mungkin, itulah yang menginspirasi para ustad yang berdakwah di masjid. Mereka suka banget menyerukan ‘Jamaah…oh…jamaah..Alhamdulillah…’.
2. MEREKA KURANG SUKA DIPANGGIL “ARAB”
Sama seperti orang Tionghoa di Indonesia yang kebanyakan kurang suka dengan sebutan “Cina”. Orang-orang keturunan Arab di Indonesia juga kurang suka dipanggil “Arab”. Mereka lebih suka disebut “keturunan Arab” atau “orang Indonesia”. Karena, mereka adalah orang Indonesia juga seperti yang lain. Mereka lahir di Indonesia, bicara bahasa Indonesia, gemar makan makanan Indonesia, dan sekolah di Indonesia.
Tapi, ada juga sih beberapa orang keturunan Arab yang nggak masalah dengan sebutan “Arab”. Contohnya Shafira Bawazir, presenter salah satu stasiun TV Indonesia. “Saya nggak mempermasalahkan ketika ada yang memanggil saya dengan sebutan “Fira Arab”.
Saya nggak pernah tersinggung sama sekali. Ini sama saja ketika saya memanggil teman saya dengan sebutan “Budi Jawa”, misalnya. Maklumlah, saya dulu di sekolah negeri yang murid-muridnya dari berbagai etnis,” ungkap Fira.