7. Bambu Kuning
mempunyai nama latin Bambusa vulgaris var. striata yang merupakan jenis bambu hias dan banyak di budidayakan di daerah tropis. Jenis bambu ini dapat digunakan sebagai upaya pengendalian erosi dasar sungai atau lereng, selain itu juga di manfaatkan sebagai obat herbal. Namun banyak juga yang menggunakan bambu ini sebagai bahan kerajinan meja, kursi, tiang tumah dan lainnya.
Ciri-ciri dan karakteristik bambu kuning:
- Mempunyai batang bewarna kuning yang terlihat mengkilap
- Bisa tumbuh tinggi 5 hingga 10 meter dengan diameter batang 8 cm
- Daun bewarna hijau dengan lebar sekitar 2 cm dan panjang 12 cm
- Bambu kuning dapat tumbuh pada ketinggian 1000 m dan mampu bertahan pada suhu minus 3 derajat celcius
8.  Bambu Petuk
bambu petuk sebenarnya bukan di gunakan untuk menyebut suatu pohon bambu seperti pada umumnya. Oleh masyarakat Jawa, bambu petuk merupakan sebutan untuk suatau bambu bertuah atau pusaka atau jimat yang di anggap bisa mendatangkan keberuntungan seperti bambu buta. Ciri khas dari bambu ini terlihat dua tunas ranting yang saling bertemu dan satu tunas lainnya menjulur kebawah (di Jawa, bertemu = pethuk).
Bambu pethuk tumbuh secara tidak wajar, sehingga di anggap unik dan keramat. Masyarakat mengenal jenis-jenis bambu pethuk seperti pethuk wali, pethuk senopati, pethuk gunung, pethuk singkir, pethuk pekik langkah, pethuk badar, pethuk pikat, pethuk satrio, pethuk gelang dan lainnya.
Ciri-ciri dan karakteristik bambu apus:
- Tumbuh merumpun, tegak dan rapat serta tertutup bulu bulu miang hitam dan coklat
- Tumbuh menjulan lurus hingga mencapai 22 meter
- Panjang ruas bambu sekitar 20 – 60 cm dan memiliki diameter batang 4 – 15 cm
- Daun pelepah membentuk segitiga menyempit
- Hidup optimal di wilayah dataran rendah yang lembab dan panas, beberapa juga di temukan di daerah lereng pegunungan
- Ketika menghuni daerah yang kering, buluh bambu apus menjadi kurus.