Usai mengikuti pembukaan muktamar perhajian, Menag dijadwalkan meninjau kesiapan layanan di Arafah – Muzdalifah – Mina (Armina). Selain mobil golf, tenda jemaah haji Indonesia di Arafah juga mendapat tambahan toilet. Setiap Maktab, disiapkan toilet dengan 10 pintu. Ini akan menambah keberadaan 20 toilet yang sudah ada sebelumnya.
“Hari ini kita cek kesiapan tambahan toilet di Arafah, termasuk juga renovasi dapur-dapur yang disiapkan untuk memasak makanan jemaah,” tuturnya.
Muktamar Perhajian yang diselenggarakan Kementerian Haji dan Umrah Arab Saudi di Jeddah yang dihadiri Menag tersebut membahas tema “Fiqh at-Taysir fil-Hajj”. Pembahasan ini dilakukan untuk membahas penyelenggaraan dan pelaksanaan ibadah haji untuk jamaah yang datang dari seluruh dunia. Dalam muktamar tersebut, Indonesia dipercayakan sebagai negara pengampu salah satu aspek haji dari tema pelaksanaan ibadah haji.
Baca Juga:Pengelolaan Sumber Mata Air Desa Paniis Harus Optimal, Pemkab Kuningan dan Pemkot Cirebon Bahas Perubahan Ke 3 Perjanjian KerjasamaDewan Pers Ajak Semua Pihak Kolaborasi untuk Kesuksesan Pemilu Serentak 2024: Insan Pers Harus Menjaga Martabat Kebebasan Pers
Indonesia memiliki jamaah haji terbesar keempat di dunia setelah Arab Saudi, India, dan Bangladesh. Setiap tahun, ribuan jamaah haji yang datang ke tanah suci harus melakukan haji yang sangat menantang dengan pendekatan yang sangat terstruktur dan diatur dengan baik. Pelaksanaan haji dilakukan dengan memerhatikan keamanan, kenyamanan, dan keselamatan jamaah.
Pelaksanaan ibadah haji sebenarnya telah dilakukan secara terus-menerus dari tahun ke tahun dan menjadi hal yang sangat penting bagi seluruh umat Islam di seluruh dunia. Dalam hal ini, Arab Saudi telah menjadi negara tujuan bagi para jamaah haji di seluruh dunia. Namun, pelaksanaan ibadah haji yang baik diperlukan dukungan, baik dari pemerintah Indonesia, Arab Saudi, dan seluruh elemen masyarakat.
Tidak hanya soal fasilitas dan dukungan, pelaksanaan ibadah haji juga membutuhkan kesabaran dan keteguhan hati dari jamaah haji. Seperti halnya saat dalam perjalanan ke Tanah Suci, para jamaah haji harus menempati transportasi yang memakan waktu berjam-jam.