RADARCIREBON.ID – Idul Adha erat kaitannya dengan daging Qurban. Momen Idul Adha ini menjadi momen yang tepat untuk memasak dan menyantap daging. Agar momen santap daging jadi lebih nikmat, memasak daging Qurban juga harus dilakukan dengan cara yang tepat pula. Gak mau dong saat menyantap daging Qurban malah gak nyaman karena daging terlalu alot.
Daging keras menjadi problem utama pada saat mengolah daging sapi dan kambing. Jika menggunakan bagian daging yang tepat, seperti daging khas dalam atau daging has luar, mengolahnya memang tak terlalu sulit. Hanya saja, harga kedua jenis potongan tersebut biasanya berbeda jauh dengan potongan lainnya.
Salah satu tantangan bagi pemasak dalam mengolah daging merah seperti sapi dan kambing adalah menjadikannya lunak dan empuk. Apalah artinya bumbu yang lengkap jika daging yang dikunyah keras dan alot, tak akan dapat di nikmati. Biasanya agar mendapatkan daging yang empuk kita dapat terus merebusnya hingga lunak hanya saja ini memakan waktu lama dan tidak efektif. Sebab untuk mengolah masakan berbumbu seperti rendang dan semur memang sebaiknya dimasak dalam waktu yang lama untuk membuat bumbu meresap dalam daging.
Baca Juga:Manfaat Es Batu Untuk Mencegah Adanya Jerawat Dan Keriput Biar Berseri KembaliInilah Beberapa Tempat Destinasi Wisata Ziarah di Kota Tegal Yang Patut Di Kunjungi
Selain dengan memukul-mukul daging dengan palu bergerigi, sebenarnya ada beberapa pangan yang dapat digunakan untuk mengempukkan daging sapi segar sebelum daging ini di olah. Apa saja bahan pangan yang bisa kita gunakan untuk mengempukkan daging dan apa yang terkandung di dalamnya sehingga dapat mengempukkan daging ?
Dua faktor utama yang mempengaruhi keempukan daging yaitu integritas miofibril atau efek actomyosin dan kuat lemahnya jaringan ikat. Faktor lainnya di golongkan menjadi faktor antemortem (sebelum hewan disembelih, tergantung keadaan hewan itu sendiri baik dari jenisnya, status kesehatannya, umurnya dan juga bagaimana cara hewan itu di sembelih yang mempengaruhi tingkat stress hewan) dan postmortem (setelah penyembelihan bergantung pada bagaimana cara penanganan daging sebelum pemasakan seperti lama penyimpanan, pendinginan, pemberian bumbu, termasuk pemberian atau perendaman dengan bahan-bahan pangan yang mengandung protease).