“Hanya fasilitasi warga sekitar BIJB untuk ke luar. Tidak memberi daya tarik bagi warga luar untuk ke wilayah BIJB,” tukasnya.
Alvin menambahkan, itu sama halnya seperti pemerintah Indonesia membuka puluhan bandara internasional. Tanpa promosi daerah sekitar bandara di luar negeri.
Akibatnya hanya fasilitasi warga Indonesia ke luar negeri. Tapi tidak mendatangkan warga asing ke daerah-daerah sekitar bandara-bandara Internasional tersebut.
Baca Juga:Launching BRT Koridor 2 di Kota Cirebon Penuh dengan Ibu-ibu dan Anak-anak, Pengamat: Harusnya 3 Bulan GratisApakah Ada Pengecualian Masker Lemon untuk Kulit Wajah Sensitif? Simak Penjelasannya, 4 Cara Bikin Masker Lemon Lengkap di Sini
“Alhasil, mayoritas pengguna bandara internasional adalah pemegang paspor RI. Bahkan di sebagian bandara tersebut, penggunanya 70 persen sampai 90 persen adalah pemegang paspor RI yang berbondong-bondong ke Singapura dan Malaysia. Bukan warga Malaysia, Singapura dan negara lain yang ke Indonesia,” bebernya.
Alvin menuturkan BIJB Kertajati sebelumnya sudah 2 kali diupayakan untuk hidup. Ketika pertama dibuka, ia menekankan maskapai penerbangan harus pindah ke BIJB Kertajati.
Tapi ternyata jumlah penumpang tidak memadai. “Sehingga airlines berguguran. Mereka tidak kuat menanggung kerugian,” jelasnya.
Yang kedua terjadi sebelum Covid-19. Saat itu sempat ada Bus Damri gratis dari Bandung. Tapi juga tidak bertahan lama. Airlines, kata Alvin, kembali berguguran.
Dan saat ini, tuturnya, pemerintah melihat dengan sudah diopeasikannya tol Cisumdawu akan memudahkan warga Bandung untuk terbang ke/dari Kertajati.
“Saya tidak terlalu yakin bahwa dengan ditutupnya Bandara Husein itu warga Bandung atau pengunjung ke Bandung akan sertamerta semua pindah ke BIJB Kertajati,” ucap Alvin.
Tidak tertutup kemungkinan, jelas Alvin, yang terjadi justru seperti yang dulu-dulu. Penumpang pindah ke Bandara Halim Perdana Kusuma atau ke Bandara Soekarno Hatta.
Baca Juga:Resep CAKE COKLAT ala Toko Roti Favorit, Cara Bikinnya Ada di SiniTAHUKAH Anda Bahwa Jahe dan Madu Bisa Atasi Uban Secara Permanen? Berikut Ada 2 Cara Menggunakannya, Rambut Kilau Kembali
Karena pilihan maskapai, rute dan jadwal penerbangan yang lebih banyak. “Di samping itu ekosistem di BIJB Kertajati ini sejak bertahun-tahun juga tidak diperkaya. Masih jauh ketinggalan,” tandas Alvin Lie. (*)