Jika ingin berinvestasi emas, sebaiknya pilih emas batangan. Berbeda dengan emas perhiasan, nilai emas batangan ini murni dinilai dari beratnya.
Anda juga harus menyiapkan tempat untuk menyimpan emas yang sudah dibeli. Untuk penyimpanan sendiri, Anda bisa menyimpannya sendiri atau menyewa deposit box di bank.
Selain membeli di toko, Anda juga bisa berinvestasi emas lewat aplikasi. Di sini Anda tidak harus membeli emas batangan dengan berat minimal 0,5 gram atau mengeluarkan beberapa ratus ribu rupiah untuk memulai investasi emas.
Baca Juga:5 Cara Usir Flek Hitam Dengan Krim Kelly, Inisih Ampuh Banget! Bikin Flek Hitam Nggak Balik Lagi, Wajah Jadi Cerah dan Bersih!Manfaat, Cara dan Tips Berinvestasi Agar Tetap Untung dan Tidak Buntung, Dijamin Sukses Besar!
Jika dana yang tersedia memang masih terbatas, Anda bahkan bisa membeli emas cukup dengan Rp 100.
2. Deposito
Sebenarnya deposito ini mirip dengan tabungan. Risikonya yang rendah membuat deposito kerap dipilih investor pemula. Namun jika dibandingkan dengan tabungan, ada dua hal yang membedakannya, yakni tingkat bunga dan adanya waktu jatuh tempo.
Suku bunga deposito lebih tinggi dibandingkan bunga tabungan biasa. Secara umum, bunganya ada di kisaran 5-6% per tahunnya. Ada juga beberapa bank yang menawarkan suku bunga lebih dari 6%. Semakin banyak uang yang Anda investasikan, biasanya bunga depositonya juga semakin tinggi.
Meski memiliki suku bunga yang lebih tinggi, uang yang Anda investasikan ke deposito tidak bisa diambil sewaktu-waktu layaknya tabungan. Ada tenor yang mengikat. Sebelum deposito tersebut jatuh tempo, Anda tidak bisa menyentuhnya sama sekali.
Saat Anda membeli saham, pada dasarnya Anda membeli sebagian kepemilikan atas perusahaan yang mengeluarkannya.
Jadi semakin banyak saham yang Anda beli, semakin besar pula persentase kepemilikan perusahaan yang Anda dapatkan.
Return investasi saham biasanya berasal dari dividen dan pertumbuhan nilai saham itu sendiri. Dividen sendiri diambil dari return yang diperoleh perusahaan.