RADARCIREBON.ID – Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melaporkan bahwa puluhan daerah (kota/kabupaten) di Pulau Jawa, termasuk di Jabar (Jawa Barat) telah mengalami krisis kekeringan hingga warga sulit mendapatkan air bersih.
“Sebenarnya di Jawa Barat ada 13 kabupaten/kota yang sangat signifikan kekeringan, di Jawa Tengah lebih, setidaknya 18 kabupaten/kota. Di Jawa Timur setidaknya 19 kabupaten/kota yang terdampak kekeringan,” ujar Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari dalam Disaster Briefing diikuti di Jakarta, Senin malam (11/9).
Lebih lanjut, Abdul Muhari mengungkapkan bahwa kekeringan yang melanda Jawa Barat terjadi di 13 kabupaten/kota (daerah), sedangkan di Jawa Tengah terdapat setidaknya 18 kabupaten/kota terdampak dan di Jawa Timur terdapat setidaknya 19 kabupaten/kota terkena dampak kekeringan.
Baca Juga:3 Calon Direktur PAM Tirta Kamuning Siap Diwawancarai Kuasa Pemilik Modal, Pansel Berharap Direktur Terpilih Mempunyai Plan Bisnis yang JelasBupati Kuningan Hadiri Peletakan Batu Pertama Padepokan Pencak Silat Rundayan Merak Emas
Dikatakannya bahwa beberapa kabupaten/kota di Pulau Jawa telah mencatatkan tidak adanya curah hujan selama dua setengah sampai tiga bulan.
“Ada kabupaten kota yang menyampaikan tidak hujan lebih dari dua setengah sampai 3 bulan. Jadi mengakibatkan sulit air bersih yang dialami oleh masyarakat daerah,” kata Abdul Muhari.
Kekeringan ini juga berdampak pada meningkatnya kebakaran di Pulau Jawa, termasuk kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di kawasan pegunungan dalam dua pekan terakhir. Abdul menekankan bahwa situasi kekeringan ini masih berlanjut, dan BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah) tidak mencatat kejadian-kejadian ini dalam pekan pencatatan bencana 4-10 September 2023.
Tak hanya di Pulau Jawa, kekeringan juga melanda Kalimantan Selatan selama lebih dari dua bulan. Meskipun situasinya masih terkendali, tetapi kebakaran cepat ditangani untuk menghindari dampak yang meresahkan negara-negara tetangga.
Krisis Kekeringan Tidak Terjadi di Daerah Ini
Sementara itu, di Pulau Sumatera yang terletak di atas garis khatulistiwa, terjadi kejadian banjir karena menerima kumulatif awan hujan dari fenomena gelombang ekuator yang menyebabkan curah hujan tinggi. Beberapa provinsi seperti Aceh, Sumatera Barat, dan Riau masih melaporkan kejadian banjir.