RADARCIREBON.ID- Harga beras di Cirebon terus merangkak naik. Kondisi ini dikeluhkan warga dan pelaku UMKM. Mereka khawatir harga beras tak lagi turun sehingga dapat membebani pengeluaran sehari-hari.
Pantauan Radar Cirebon di sejumlah pedagang eceran, Minggu (17/9/2023), harga beras belum ada tanda-tanda akan turun. Justru, mengalami kenaikan Rp200 dibanding beberapa hari lalu.
Hal ini diakui H Dedi, pedagang beras di Kanggraksan, Harkamukti, Kota Cirebon. Dijelaskan H Dedi, beras premium yang sebelumnya dibanderol Rp14. 800 per kilogram, kini Rp15 ribu per kilogram.
Baca Juga:Tips Jitu Pakai Air Mawar Viva untuk Cerahkan Wajah Hanya dengan 2 Cara, Auto Glowing PermanenOalaah, Ternyata 2 Hal Ini yang Bikin Pendaftaran CPNS 2023 Diundur, Apakah Jadwal Terbaru dari BKN Tak akan Berubah Lagi?
Begitu pun dengan harga beras medium yang sebelumnya ia jual Rp13.300 per kilogram, kini menjadi Rp15.500 per kilogram. “Sudah berlangsung 2 hari ini,” kata Dedi.
Selain jenis beras putih, kenaikan juga terjadi pada semua jenis komoditas beras. Termasuk beras ketan dan beras merah.
Tapi, Dedi mengaku bahwa tingkat penjualan beras di kiosnya tak terlalu terpengaruh. Masyarakat tetap membeli beras, walaupun harganya yang terus merangkak.
“Mungkin karena sudah jadi kebutuhan utama dan memang harga di pasaran juga segitu,” ungkapnya.
Di sisi lain, salah seorang warga, Nunung, mengaku sangat merasa keberatan dengan kenaikan harga beras yang terjadi akhir-akhir ini.
Nunung khawatir, harga beras tak kunjung turun sehingga membuat pengeluarannya membengkak.
“Gaji suami yang seharusnya mencukupi untuk satu bulan, tapi karena apa-apa naik, jadi nggak cukup. Mudah-mudahan ini bisa diatasi oleh pemerintah. Kasihan kita-kita yang orang kecil,” ungkap warga Kecamatan Harjamukti tersebut.
Baca Juga:BREAKING NEWS: Pendaftaran CPNS 2023 Diundur, Ini Jadwal Terbaru dari BKNButuh Dana Tunai Sekarang? Buka Saja Power Cash Livin by Mandiri, Uang Rp10 Juta sampai Rp30 Juta Cair Masuk Rekening, di Sini Caranya
Hal yang sama juga diutarakan oleh Mulyati (50) pemilik warung nasi di daerah Perjuangan, Kota Cirebon.
Dengan kondisi sekarang, katanya, seharusnya ia menaikkan harga seporsi nasi yang dijual ke konsumen. Namun hal itu tidak ia lakukan. Mengingat kebanyakan konsumennya adalah para pelajar dan mahasiswa.