Pemkot Cirebon Gelontorkan 10 Ton Beras
Sementara itu, untuk menekan inflasi, terutama akibat harga beras yang terus melambung tinggi, Pemkot Cirebon menggulirkan program Gerakan Pangan Murah (GPM) untuk menyetabilkan harga.
Salah satu lokasi GPM di Lapangan Bola Kesambi Dalam, Kelurahan Drajat, Kecamatan Kesambi. Pemkot Cirebon menggelontorkan total 10 ton beras medium kepada masyarakat.
Penyaluran beras ini untuk Stabilitasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP). Hal ini dibenarkan Plt Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian dan Perikanan (DKP3) Kota Cirebon Ir Agung Sedijono.
Baca Juga:Tips Jitu Pakai Air Mawar Viva untuk Cerahkan Wajah Hanya dengan 2 Cara, Auto Glowing PermanenOalaah, Ternyata 2 Hal Ini yang Bikin Pendaftaran CPNS 2023 Diundur, Apakah Jadwal Terbaru dari BKN Tak akan Berubah Lagi?
Ia mengatakan GPM ke-5 yang dilaksanakan oleh DKP3 Kota Cirebon itu digelar bersama para pemangku kepentingan terkait. Seperti Badan Pangan Nasional, Bank Indonesia Cirebon, BJB Cirebon, Perum Bulog Kantor Cabang Cirebon, sejumlah supermarket, dan beberapa UKM Pangan.
Menurutnya, program GPM bertujuan membantu warga masyarakat agar dapat memperoleh bahan pangan pokok dengan harga terjangkau.
Yakni di bawah harga eceran tertinggi (HET) sebesar Rp10.900, serta menjaga stabilitas pasokan dan harga pangan pokok di tingkat produsen dan konsumen. “Kita jual harga beras medium itu, Rp10.400 perkilogram, ini ada di bawah HET,” jelasnya.
“Dengan segala keterbatasan yang ada, kegiatan GPM selama ini dilaksanakan 2 bulan sekali. Ke depan kita berharap harus semakin sering. Idealnya 2 minggu sekali,” lanjutnya.
Selain beras medium, pihaknya juga menyalurkan beberapa komoditi lain kepada masyarakat. Seperti 250 kg gula lokal, 400 kg telur ayam, 15 kg daging ayam, 100 kg bawang merah, 30 kg cabai merah dan rawit, 348 liter minyak goreng Minyakita, dan bahan pangan lainnya.
Sementara itu, Kepala Bidang Ketahanan Pangan DKP3 Kota Cirebon, Hj Elmi Masruroh mengatakan kenaikan harga beras di pasaran saat ini dipicu produksi beras yang menurun seiring belum datangnya musim hujan, terutama di sentra penghasil beras.
Kemudian, sejumlah daerah juga dibayangi fenomena El Nino yang juga mengancam produksi pertanian. “Dengan digelontorkannya beras SPHP di pasaran, diharapkan harga beras turun lagi,” katanya.