Dalam proses pembuatan sandalnya, industri sandal Desa Kebarepan acapkali menghadapi kendala. Misalnya saja dari sektor permodalan dan minimnya bahan baku spons yang harus didatangkan dari Tangerang, Provinsi Banten. Hal itu membuat para pengrajin harus memakan biaya lebih besar. Selain itu, gempuran barang-barang impor juga membikin indutri sandal Desa Kebarepan kian lesu.
Cara produksi sandal Kebarepan Yang Dulu Berjaya
- Ada beberapa hal yang harus di lakukan pengrajin saat membuat sandal spons ini. Pertama adalah pemilihan bahan baku berupa spons dengan berbagai varian dan warna. Bahan ini di pilih lantaran teksturnya yang lentur dan tidak licin jika terkena air. Bahan disesuaikan dengan ukuran dan model yang diinginkan oleh konsumen, termasuk juga warna serta jenisnya.
- Setelah itu, proses selanjutnya adalah pencetakan sandal dan pemberian nama sesuai pesanan. Untuk mencetak sandal, para pengrajin menggunakan mesin plong agar cetakan lebih rapi. Lantas, sandal yang telah dicetak akan ditempelkan bentuk nama sesuai pesanan.
- Setelah ditempel, diperlukan waktu untuk pengeringan, ini dilakukan agar sandal lebih kuat dan jika diteruskan ke proses selanjutnya ketika masih basah lem akan cepat mengelupas lapisan lemnya, terang Dareni. Sandal yang sudah diberi nama, lalu di-press menggunakan mesin agar lapisan lemnya lebih kuat, menempel, dan merata. Sesudah itu dibersihkan dengan bensin pada bagian-bagian tertentu agar lebih bersih dan rapih dari sisa-sisa lem.
- Selanjutnya, sandal di cetak dengan menggunakan mesin supaya menyerupai karakter tokoh kartun atau lainnya. Selesai dicetak, sandal pun dipasang tali berbahan sintetis sebagai penahan atau pengikat.
Kendati demikian, masih ada perajin yang tetap bertahan. Inovasi menjadi kuncinya. Para perajin mencoba menghadirkan penampilan baru di sandal produksinya. Salah satunya membuat motif kartun.
Satu lagi yang ditawarkan perajin adalah harga murah. Mereka mamasang banderol antara Rp 10 ribu hingga Rp 50 ribu per pasang. Tergantung dari motif dan ukuran sandalnya. dengan adanya motif baru dan harga murah membuat sandal barepan masih diminati masyarakat. Harga sandal barepan lebih terjangkau dibanding dengan ada di supermarket. Ini yang membuat kami bertahan, karena lebih murah.