Epidami yang kala itu menjangkiti desa Duar adalah Visceral leishmaniasis, penyakit yang juga pernah menghancurkan penduduk India Timur di abad 19.
Dr. Seamen, dibantu dengan beberapa rekannya bekerja tanpa lelah selama 7 tahun lamanya. Mereka telah menyelamatkan jiwa 19 ribu pasien, dan secara pribadi merawat 10 ribu penderita penyakit kala azar.
Dua tahun setelah tim MSF ditarik keluar, Dr Seaman tidak ikut pulang. Ia bersama seorang perawat Belanda bernama Sjoujke de Wit tinggal di sana dengan biaya pribadi untuk membantu masyarakat Sudan yang masih membutuhkan pertolongan medis.
Baca Juga:7 Rokok Termahal di Dunia5 Lapangan Golf Terbaik di Indonesia
2. Dr Georges Bwelle dari Kamerun
Pada 1980an, rumah sakit di Kamerun dipenuhi dengan pasien yang sakit dan kekurangan. Di sana tidak ada perlengkapan medis yang memadai, tidak ada ahli bedah syaraf, tidak ada dokter spesialis yang bisa membantu menyembuhkan penyakit pasien dengan efektif.
Pasien yang sakit harus datang sedini mungkin, mulai jam lima pagi untuk menunggu diperiksa dokter selama berjam-jam lamanya. Bahkan, tak jarang pasien di sana meninggal saat menunggu diperiksa dokter.
Angka pasien dan dokter cukup tidak seimbang. Satu dokter bisa menangani 5 ribu pasien, dan angka tersebut tidak mencukupi jumlah dokter yang ada di sana.
Akhirnya, dengan bantuan relawan, Dr. Bwelle memulai penyelamatan di sana. Ia mendirikan sebuah organisasi nirlaba, di mana setiap hari Jumat obat-obatan dan bantuan akan dikirimkan ke desa-desa.
Mereka kemudian berkeliling menuju desa-desa terpencil untuk memberikan bantuan medis. Di setiap perjalanan, mereka menerima sekitar 500 orang pasien.
Beberapa desa di antaranya tak dapat ditempuh dengan mobil, sehingga mereka harus berjalan sekitar 60 kilometer jaraknya.
Pasien di Kamerun menderita aneka penyakit, di antaranya adalah Malaria, kekurangan gizi, diabetes, TBC, infeksi menular seksual, dan penyakit parasit.
Baca Juga:7 Kisah Kapal Hantu Legendaris yang Paling Mencekam5 Kapal Pesiar Terbesar di Dunia
Dr. Bwelle dan relawannya melakukan operasi kecil di malam hari dan umumnya selesai di keesokan paginya. Ia bahkan mengusahakan operasi gratis dan menjalankan klinik gratis bagi pasien yang membutuhkan.
Uniknya, semua biaya yang ia tanggung diperolehnya melalui sumbangan pribadi, dan usahanya sendiri, tanpa bantuan dari pemerintah.