Sekolah ini didirikan pada 604 M, hanya beberapa tahun setelah berdirinya The King’s School di Canterbury. Nama sekolah ini berasal dari Reformasi ketika tahun 1542. Raja Henry VIII menyusun kembali Yayasan Katedral setelah adanya pembubaran biara.
Saat ini, King’s Rochester memiliki hasil akademik yang sangat baik di semua tingkatan. Ukuran kelas dibuat lebih kecil supaya guru bisa lebih mengenal siswa mereka secara individu.
Tak cuma itu, sekolah ini juga berhasil mencetak alumni yang memiliki keunggulannya sendiri.
Baca Juga:5 Kebakaran Hutan Terbesar Sepanjang Sejarah DuniaApa yang Akan Terjadi Setelah Bom Nuklir Diledakkan?
Hal ini karena mereka memiliki visi untuk menjadikan siswa mampu mengeksplorasi ide-ide baru berdasarkan minat dan hobi yang siswa punya.
4. St Peter’s School
Sekolah tertua di urutan keempat adaSt Peter’s School yang didirikan pada 627 oleh St Paulinus dari York. Sekolah ini merupakan sekolah bahasa Inggris yang dikhususkkan untuk anak laki-laki pada saat itu.
Namun pada tahun 1970, St Peter’s School mengizinkan anak perempuan untuk mengikuti Sixth Form atau dua tahun terakhir sekolah.
Tidak hanya mempelajari mata pelajaran akademik, St Peter’s School juga mendidik seluruh muridnya untuk belajar seni.
Mereka ingin anak didiknya memahami bahwa seni juga memiliki nilai penting dalam hidup mereka. Pembelajaran seni yang dimaksud seperti musik, atletik, teater dan kewarganegaraan.
St Peter memiliki program yang fokus pada sifat individual dari tiap anak. Ukuran kelasnya yang kecil juga menjadikan tingkat intensitas pembelajaran meningkat.
5. Thetford Grammar School
Tidak ada yang tahu pasti kapan Thetford Grammar School didirikan, tetapi Sekolah Tata Bahasa Thetford menegaskan bahwa sekolah ini dibuka sejak sekitar 631 M saat Raja Sigbert menyediakan sekolah untuk istananya di Thetford.
Baca Juga:5 Kejadian yang Paling Mengerikan Apabila Bom Nuklir Jatuh di Indonesia7 Pantai Paling Mematikan di Dunia
Thetford Grammar School percaya pentingnya pengaturan sekolah kecil, sehingga para siswa dapat menerima pengetahuan secara lebih mendalam.
Kurikulum yang diterapkan bersifat fleksibel dan kreatif. Hal ini dikarenakan sekolah juga memiliki jumlah murid yang tak begitu banyak, dengan ukuran kelas yang kecil.
Dalam sistem pembelajarannya, mereka mengutamakan pengembangan pribadi murid, keunggulan akademik, dan persiapan murid untuk menghadapi masa depan secara global.