RADARCIREBON.ID – Usai Gunung Anak Krakatau dan Merapi yang menunjukkan aktifitasnya dengan terjadinya erupsi. Kini giliran Gunung Salak yang diprediksi akan mengalami erupsi freatik.
Pusat badan Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) memprediksi bakal ada Erupsi Freatik secara tiba-tiba yang terjadi di Gunung Salak, Kabupaten Sukabumi dan Kabupaten Bogor, Jawa Barat.
PVMBG dalam keterangan resminya juga menyebutkan bahwa potensi erupsi freatik ini terjadi sejak Kota Bogor mengalami gempa bumi berkekuatan 4,0 magnitudo pada Jumat (8/12) dini hari.
Baca Juga:Perkiraan Cuaca Jumat 15 Desember 2023, Wilayah Cirebon Berawan, Waspada Potensi Hujan MendadakGunung Anak Krakatau Meletus Hari Ini, Merapi Tercatat Ada 17 Kali Guguran Lava
Gempa yang terjadi ini yang memicu gempa tektonik lokal dan Gunung Salak mengalami peningkatan status aktifnya.
Perkembangan Gunung Salak pacagempa yang terjadi pada Jumat (8/12) dini hari, adalah sebagai berikut:
1. Gempa Tektonik Lokal mengalami peningkatan jumlah gempa di atas 4 kali kejadian per hari pada tanggal 6 Desember 2023 sebanyak 8 kejadian.
Kemudian, pada 7 Desember 2023 sebanyak 7 kali kejadian dan 8 Desember 2023 sebanyak 7 kali kejadian.
Pengamatan visual periode 1 – 9 Desember 2023, gunung api terlihat jelas hingga tertutup kabut.
Asap kawah tidak teramati. Cuaca cerah hingga hujan, angin lemah ke arah selatan.
2. Suhu udara sekitar 22-32°C. Pengamatan kegempaan periode 1-9 Desember 2023, masih didominasi gempa tektonik Jauh yang terekam sebanyak 31 kali kejadian dan gempa tektonik lokal sebanyak 22 kali kejadian.
Gempa Vulkanik sebagai indikasi aktivitas Gunung Salak tidak terekam.
Baca Juga:LEBIH ELEGAN, PT KAI Rilis Rangkaian Kereta Api Terbaru Buatan PT INKA, Disebut New GenerationMANTAP! Pertamina Duduki Peringkat Pertama di Dunia, Simak Info Lengkapnya Disini
Kendati cenderung normal, PVMBG meminta warga jangan lengah karena erupsi freatik, berupa semburan lumpur atau erupsi uap air (steam explosion) yang dapat terjadi tiba-tiba, pascaterjadinya kenaikan gempa tektonik lokal beberapa hari lalu.
“Di musim hujan, tingkat kelembaban udara di sekitar kawah akan lebih tinggi, sehingga gas-gas vulkanik akan sulit terurai, yang menyebabkan konsentrasi gas-gasnya akan meningkat dan dapat membahayakan kehidupan,” kata Kepala PVMBG, Hendra Gunawan dalam keterangan resminya.
Agar tidak terjadi hal yang tidak diinginkan, PVMBG memberikan beberapa rekomendasi kepada masyarakat.
PVMBG meminta masyarakat dan pengunjung/wisatawan tidak memasuki kawah dalam radius 500 meter dari kawah-kawah yang aktif di Gunung Salak (Kawah Ratu, Kawah Hirup dan Kawah Paeh), terutama di musim hujan, untuk menghindari terjadinya akumulasi gas yang berbahaya.