RADARCIREBON.ID – Pembelajaran terhadap budaya harus diajarkan sejak dini khususnya pada pengenalan bahasa dan aksara. Akan tetapi pada kenyataannya anak muda jaman sekarang, khususnya generasi muda Cirebon banyak yang tidak tau bahasa dan aksara daerahnya sendiri.
Ratri Nuryani Qudwatullathifah, M.Pd salah satu dosen IPB Cirebon merasa sedih melihat generasi muda Cirebon, sebagai penerus bangsa di wilayah Cirebon tidak mengenal bahasa dan aksara daerah mereka sendiri.
“Rasanya sedih ya, apalagi kebanyakan anak muda sekarang sudah banyak yang terpengaruh budaya luar. Kita sebagai pendidik harus bisa membangkitkan semangat anak muda untuk mengenal Cirebonnya sendiri, budayanya serta adat-istiadatnya.” Sambungnya.
Baca Juga:Inilah Berbagai Pengaruh ChatGPT pada Mahasiswa, Menilik Sisi Positif dan Negatif AITidak Disangka! Ternyata Kepribadian Pecinta Lagu Metal Berbanding Terbalik dari Kelihatannya
Sejalan dengan yang disampaikan Ibu Ratri, Mikhael salah satu mahasiswa IPB Cirebon juga merasa hal ini sangat disayangkan jika kita sebagai generasi muda Cirebon tidak mengenal budayanya sendiri.
“Bagaimana anak jaman sekarang mau mengenal bahasa dan aksara daerahnya masing-masing kalau sejak kecil orangtuanya sudah mengajarkan bahasa asing kepada anak-anak mereka” Katanya.
Mikhael menambahkan menurutnya jika ingin mempertahankan bahasa dan aksara kita bisa menerapkannya pada kehidupan sehari-hari seperti pada negara China, Jepang serta Korea. Akan tetapi ini akan sulit karena Indonesia memiliki banyak bahasa serta aksara daerah.
Melihat kurangnya pemahaman generasi muda Cirebon terhadap budaya bahasa dan aksara Cirebon membuat IPB Cirebon memberikan mata kuliah berbasis muatan lokal yaitu Budaya Kacirebonan.
Ibu Ratri mengatakan bahwa dalam program studi Pendidikan Guru SD muatan lokal budaya kacirebonan itu memang sudah ada untuk para calon guru ini bisa mengenalkan kepada siswa SD bahwasannya Cirebon memiliki bahasa dan aksaranya sendiri.
“Saya bersyukur dikampus ini ada muatan lokal budaya kacirebonan karena biasanya ini hanya ada pada tinggkatan SD-SMA. Sebenarnya ditingkatan perguruan tinggi juga ada tapi hanya dibeberapa kampus saja yang ada muatan lokal budaya kacirebonan ini” tambahnya.
Menanggapi hal tersebut Mikhael juga merasa senang dengan adanya mata kuliah Budaya Kacirebonan ini. Menurutnya ini merupakan warisan dari nenek moyang yang harus kita lestarikan bersama.